Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risma Beri Pengarahan Khusus untuk Kecamatan yang Tinggi Kasus Covid-19

Kompas.com - 27/06/2020, 16:25 WIB
Ghinan Salman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan perhatian khusus kepada wilayah-wilayah yang terdampak Covid-19 cukup tinggi.

Untuk itu, Risma menggelar video conference dengan jajaran kecamatan, kelurahan dan para RW yang wilayahnya masih terindikasi banyak kasus Covid-19.

Adapun beberapa wilayah yang diundang dalam video conference itu adalah wilayah Kecamatan Tambaksari, Gubeng, Bubutan, dan Tegalsari.

Baca juga: Jokowi Minta Tekan Covid-19 di Jatim, Risma: Sebenarnya Surabaya Sudah Turun

"Kami sengaja mengundang teman-teman RW ini karena memang beberapa tempat di wilayahnya, pandeminya masih tinggi. Makanya saya berharap untuk bersama-sama melawan pandemi ini," kata Risma saat di Balai Kota Surabaya, Sabtu (27/6/2020).

Menurut dia, yang harus diperhatikan dalam melawan pandemi ini adalah kedisiplinan untuk selalu menggunakan masker, jaga jarak, dan sering cuci tangan.

Ia juga meminta para RW ini untuk tidak segan-segan mengingatkan atau menegur warga yang tidak menggunakan masker.

"Kita jangan segan mengingatkan warga ketika tidak menggunakan masker, termasuk di warung-warung itu. Karena menurut para ahli, jika kita disiplin menggunakan masker, berarti kita sudah mengurangi 50 persen risiko penularan Covid-19 ini," kata Risma.

Baca juga: Bantah Warga Surabaya Tak Tertib Pakai Masker, Risma: Lihat Saja di Jalanan

Dalam kesempatan itu, Risma juga mengapresiasi para RW karena sudah bekerja keras menertibkan warga dengan mengefektifkan satgas-satgas di Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo.

Berkat kerja keras hingga pemberlakuan bloking itu, akhirnya saat ini penyebaran virus ini tidak ke samping atau tidak horizontal, tapi penyebarannya lebih kepada keluarganya masing-masing.

"Makanya, tugas kita semua saat ini, termasuk saya sendiri, jajaran kecamatan, kelurahan dan teman-teman RW untuk merayu supaya pasien yang terkonfirmasi Covid-19 itu bisa mau untuk dirawat di rumah sakit, sehingga virusnya itu tidak menyebar ke keluarganya atau saudara-saudaranya," ujar Risma.

Semua petugas diminta untuk selalu menjaga jarak minimal 2 meter apabila hendak merayu atau pun saat akan menolong pasien Covid-19.

"Kita tidak boleh sembrono, kita tidak boleh terlalu mendekat. Petugas apapun juga tidak boleh terlalu mendekat dengan pasien," tegas Risma.

Risma menjelaskan, salah satu alasan kenapa Surabaya harus menerapkan tatanan normal baru dan tidak memperpanjang PSBB, karena sudah banyak warga yang mengeluh.

Ada yang mengeluh diberhentikan dari tempat kerja, ada yang tidak bisa jualan, hingga tidak bisa mencari nafkah untuk keluarganya.

"Makanya saya harus beranikan untuk membuka ini, dengan menjalani tatanan normal baru supaya perekonomian terus berlanjut. Tapi, kita harus lebih hati-hati dan lebih disiplin menjalankan protokol kesehatan," kata Risma.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com