Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pilu Pasien Positif Corona, Keguguran karena Tak Ditangani Rumah Sakit

Kompas.com - 27/06/2020, 15:23 WIB
Setyo Puji

Editor

KOMPAS.com - Kisah pilu dialami Anni, warga Kelurahan Balanipa, Kecamatan Balanipa, Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Pasalnya, karena dinyatakan positif corona, dia sempat mendapat penolakan dari dua rumah sakit saat akan melakukan persalinan.

Akibat kondisi itu, bayinya tak berhasil diselamatkan.

Dari informasi yang dihimpun, Anni awalnya akan dioperasi pada Rabu (24/6/2020) sekitar pukul 09.00 Wita di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Polewali Mandar.

Namun, secara mendadak oleh pihak RSUD Polewali Mandar dibatalkan dan dirujuk ke RSUD Mamuju.

Padahal, saat itu pasien tersebut sudah mengalami pecah ketuban.

Baca juga: Tak Ditangani Rumah Sakit karena Positif Covid-19, Seorang Ibu di Polman Keguguran

Alasan dirujuk karena tidak ada ruangan khusus untuk persalinan pasien yang terinfeksi Covid-19.

Mirisnya lagi, setibanya di RSUD Mamuju pasien kembali mendapat penolakan setelah mengetahui positif corona.

Alasan penolakan karena ruangan penuh dan tidak ada koordinasi sebelumnya.

Sapa, orangtua Anni menyayangkan pelayanan yang dilakukan 2 RSUD tersebut.

Pasalnya, saat anaknya sudah mengalami pecah ketuban justru tidak segera mendapat penanganan.

Akibat tak segera ditangani itu, bayi di dalam kandungan tak berhasil diselamatkan.

"Sudah dua hari pecah ketuban tidak kunjung dioperasi. Semula dijanjikan operasi jam 9 pagi belakangan batal dan malah diminta dirujuk ke Mamuju. Di sana juga ditolak Rumah Sakit Mamuju karena alasan tidak pernah koordinasi,” terang Sapa orangtua Anni saat dihubungi, Jumat (26/6/2020).

Penjelasan RSUD Polewali Mandar

Sementara Direktur RSUD Polewali Mandar, Andi Emy Purnama saat dikonfirmasi membantah tudingan tersebut.

Menurutnya, alasan melakukan rujukan itu karena tidak ada ruang khusus bersalin bagi pasien positif corona.

Sementara pihak keluarga, dikatakan, menolak saat diberi tawaran operasi dilakukan di ruang seadanya.

“Karena kita tidak memiliki ruang bersalin untuk pasien Covid makanya kita rujuk ke RSUD Regional Mamuju ternyata di sana juga tak ada ruangan tersedia,” jelas Andi Emy Purnama.

Baca juga: Ganjar: Lebih Baik Meningkat, daripada Landai Tidak Ada Tindakan Apa-apa

Setelah rujukannya dikembalikan itu, pihaknya langsung mengorbankan satu ruangan untuk dijadikan tempat operasi persalinan pasien tersebut.

"Setelah sampai di RSUD, kami terpaksa mengorbankan satu ruangan khusus untuk operasi caesar pada pukul 04.00. Setelah dioperasi kondisi ibu baik, tapi bayinya meninggal dunia" ujar Emy.

Penulis : Kontributor Polewali, Junaedi | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com