Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPDB di Pelosok Bogor, Jalan Menuju Sekolah Diarahkan ke Jurang oleh Google Maps

Kompas.com - 27/06/2020, 13:44 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Selama pendaftaran itu, orangtua tidak diperbolehkan datang apalagi sambil mengenalkan sekolah kepada anaknya.

Keceriaan anak-anak usia 12 tahun yang biasanya meramaikan sekolah ini pun tak lagi terlihat pada siang itu.

Guru berkeliling

Kondisi ini terpaksa membuat para guru harus berkeliling ke rumah-rumah untuk membantu mendaftarkan murid mereka secara kolektif.

Begitu pula untuk melanjutkan ke tingkat SMA, pihak sekolah akhirnya membentuk tim untuk memfasilitasi siswa lulusannya juga.

Bedanya, kata Siti, yang ingin lanjut ke SMA harus via online sehingga guru bisa mati-matian mencari jaringan internet.

Dalam sehari, ada 31 peserta didik baru yang didaftarkan secara kolektif oleh guru SD di Desa Bojong Koneng tersebut. Namun hal itu tidak mudah butuh perjuangan.

"Jadi teknik yang kita pakai itu buat banner supaya mereka ada gambaran minimal mereka tahu sekolah masa depannya gimana, kan mereka enggak bisa datang di tengah pandemi ini," terangnya.

Ia mengaku tak merasakan ada keluhan seperti di kota-kota besar, susahnya akses registrasi, ketidaksesuaian kriteria seleksi hingga aturan kuota tidak terpenuhi.

Hanya saja ada kendala lain yaitu merayu orangtua agar mau menyekolahkan anaknya.

Kendala yang dihadapi ini karena kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan.

Baca juga: PPDB Jabar Bikin Kecewa, Siswa Nilai Bagus Kok Kalah Sama Siswa Skor Rendah...

Didukung letak geografisnya yang menyulitkan, naik turun bukit hingga tidak adanya alat transportasi umum.

Ditambah lagi kondisi ekonomi yang kian sulit di tengah pandemi Covid-19 ini, membuat mereka lebih memilih bekerja daripada melanjutkan pendidikan anaknya.

Faktor lain adalah berkaitan dengan kultur masyarakatnya yang masih memegang kuat adat istiadat dan kebiasaan.

"Kita memakai zonasi, afirmasi, prestasi, tapi ditampung semuanya. Untuk menyaring (daya tampung persen) itu saja kami sangat kesulitan, jadi sekarang mah orientasinya bagaimana sekarang memajukan masyarakat Bojong Koneng supaya anak-anaknya mau sekolah. Itu aja, intinya mau sekolah saja dulu," bebernya.

Dia berharap agar pemerintah bisa memberikan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai di desa terpencil dan juga perlu menambah infrastruktur teknologi informasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com