KOMPAS.com - Enam buruh migran di Malaysia memutuskan pulang ke Tanah Air saat kehilangan pekerjaannya di Negeri Jiran karena wabah corona.
Mereka adalah Safari, Juli Hartono, Junaidi, Rifki, Holdi, dan Thamrin. Semuanya berasal dari Kabupaten Sambas.
Karena Malaysia lockdown dan tidak ada trannsportasi yang membawa ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN), mereka memutuskan jalan kaki melewati hutan.
Hari itu pun tiba. Kamis 9 April 2020 mereka berenam memulai perjalanan pulang ke Tanah Air.
Baca juga: Kronologi Hilangnya 3 TKI di Hutan Saat Pulang dari Malaysia dengan Jalan Kaki
Empat hari berjalan tepatnya pada Senin 13 April 2020, salah satu dari mereka sempat mengabari kerabatnya di Sambas.
Saat itu mereka bercerita sedang memasuki hutan dan melintas perbatasan Indonesia dengan jalan kaki. Mereka berharap bisa tembus ke Kabupaten Kapuas Hulu dan melanjutkan perjalanan pulang ke Sambas.
Setelah kontak terakhir tersebut, keluarga tak lagi mengetahui keberadaan mereka.
Baca juga: Pengakuan Holdi, TKI yang Selamat Saat Tembus Hutan Perbatasan Malaysia
Kelompok pertama yang terdiri dari Rifki dan Thamrin memutuskan kembali ke Kota Kapit Malaysia karena kehabisan makanan.
Sementara kelompok kedua yakni Holdi, Safari, Juli Hartono, Junaidi tetap memutuskan untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Tanah Air.
Di tengah hutan, kelompok kedua meyakini telah masuk wilayah Indonesia saat menemukan sungai besar. Mereka pun memutuskan menyeberangi sungai besar dengan harapan segera sampai di Tanah Air.Namun ternyata Safari tidak bisa berenang.
Baca juga: Tiga TKI yang Hilang Rela Tembus Hutan dengan Harapan Tiba di Kapuas Hulu, Kalbar
Safari lalu memutuskan untuk berjalan kaki melewati bukit. Sedangkan tiga rekannya berenang menyeberangi sungai.
Mereka berjanji bertemu di sisi lain sungai.
Sehari semalam, Holdi, Juli Hartono, dan Junaidi menunggu kedatangan Safari yang berjalan melewati Bukit. Namun Safari tak kunjung datang.
Khawatir dengan rekannya, Juli Hartono dan Junaidi pun memutuskan untuk mencari Safari.