Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Jabar Tangani Pandemi Covid-19 hingga Raih Penghargaan

Kompas.com - 27/06/2020, 07:34 WIB
Dendi Ramdhani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Yakni, laju pertumbuhan orang dalam pemantauan (ODP) per kelurahan, laju pasien dalam pengawasan (PDP), laju kesembuhan, kematian, reproduksi, transmisi, pergerakan masyarakat dan risiko geografis.

Setiap daerah, kata Emil, diberi skor berdasar indikator tadi.

Dari angka 8-11 masuk level lima atau warna hitam (zona kritis), skor 12-14 level empat warna merah (berat), 15-17 level tiga warna kuning (cukup berat), 18-20 level dua warna biru (moderat) dan 21-24 level satu warna hijau (normal).

"Kami sudah memberikan panduan apa yang harus dilakukan dalam berkegiatan. Kegiatan dari level 1-5 beda-beda. Yang level 5 pergerakan mendekati 0 persen, level 4 kegiatan 30 persen, selanjutnya 60 persen, lalu boleh 100 persen tanpa kerumunan. Belum ada yang masuk ke level 1 warna hijau, maksimal di level 2," tutur Emil dalam konferensi pers di Gedung Pakuam, Rabu (25/6/2020).

Baca juga: PSBB Level Provinsi Jabar Selesai, Warga Kini Masuk Era Adaptasi Kebiasaan Baru

Dengan berbagai strategi yang disusun, angka reproduksi Covid-19 Jabar pun relatif terkendali. Hingga 7 Juni 2020, angka reproduksi (Rt) Covid-19 Jabar berada di 0.72. Nilai Rt ini bersifat fluktuatif, dalam beberapa epkan terakhir Rt Jabar selalu di bawah 1.

"Reproduksi covid kita di tujuh hari terakhir masih di bawah angka 1, sudah lewat enam minggu. Tapi ada kenaikan yang harus diwaspadai. Kasus harian juga yang diumumkan pemerintah pusat sudah lima hari berkisar di bawah 20-an dibanding yang lain. Rasio dari jumlah swab tes dengan positif kita paling rendah di pulau jawa, 6,6 persen menurut WHO. Artinya dengan jumlah tes PCR yang banyak tapi jumlah kasusnya sedikit," ujar Emil di Mapolda Jabar, Selasa (16/6/2020).

Dapat apresiasi

Kesigapan Jabar menangani Covid-19 pun mendapat apresiasi dari berbagai pihak. United Nation Developement Programee (UND) memuji strategi Jabar dalam mengatasi Covid-19.

Lembaga riset Repro Indonesia pun menyebut Jabar sebagai daerah terbaik dalam menanggulangi Covid-19.

Menurut Emil, menangani Covid diibaratkan berjalan di hutan belantara. Setiap keputusan yang diambil harus berdasarkan hasil analisa para ahli dikolaborasikan dengan improvisasi.

"Intinya kita bekerja bukan untuk mendapat pujian niatnya, kita bekerja untuk menolong rakyat, menyelamatkan nyawa warga dengan keputusan terbaik dari keterbatasan. Teknologi dimaksimalkan, kerelawanan, kecepatan mengambil keputusan," tutur Emil.

Emil mengatakan, pihaknya menerapkan lima prinsip dalam penanganan Covid-19 di Jawa Barat.

Pertama responsif dan bergerak cepat, tidak usah nunggu. Kedua, transparansi dengan melalui media website. Pikobar adalah bagian dari transparansi.

Ketiga ilmiah. Bahwa setiap hari ada disuksi dengan pakar seperti ahli statistik dan dokter.

"PSBB provinsi itu masukan para ahli," kata Emil.

Lalu prinsip keempat adalah kolaboratif. Pihaknya ngajak karang taruna dan ibu-ibu pemberdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) untuk membuat dapur umum dan lainnya.

Kemudian prinsip kelima adalah inovatif. Industri dilibatkan dalam penanganan corona. Misalnya Biofarma membuat PCR dan ventilator sendiri.

"Lima ini yang kami pegang setiap hari sehingga kalau diapresiasi alhamdulillah, kalau kurang baik kita perbaiki," jelasnya.

Tolak lengah sambut new normal

Dalam menyambut tatanan kebiasaan baru atau new normal, Pemprov Jabar juga enggan lengah.

Sadar akan adanya potensi kenaikan kasus, Emil meneken Pergub Nomor 46 Tahun 2020, yang mengatur pedoman PSBB secara proporsional dengan mengacu kepada level kewaspadaan Covid-19 masing-masing kabupaten/kota.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com