Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UGM Kembangkan Alat Deteksi Covid-19, Signifikansinya sampai 95 Persen

Kompas.com - 26/06/2020, 14:27 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Suparta mengembangkan alat deteksi Covid-19 melalui radiografi digital.

Bayu yang mengajar di Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM mengatakan, alat radiografi digital ini bisa membuktikan seseorang terpapar virus dengan melihat struktur paru-paru pasien.

"Bila terkena virus corona maka paru-parunya menjadi rusak. Intinya lewat radiografi, signifikansinya sampai 95 persen," ujar Bayu Suparta dalam keterangan Humas UGM, Kamis (25/06/2020).

Baca juga: Kajian UGM, 3 Klaster Besar Penularan Corona di Yogyakarta dari Kegiatan Keagamaan

Bayu mengungkapkan penelitian riset radiografi digital ini sudah dilakukannya sejak 30 tahun lalu. Bahkan penelitiannya sudah diluncurkan pada 15 tahun lalu.

Namun hingga sekarang belum sempat dihilirisasi hingga akhirnya diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo bersama dengan puluhan produk inovasi lainnya pada 20 Mei 2020 di Istana Negara.

Puluhan produk inovasi ini diluncurkan dan digunakan untuk membantu penanggulangan wabah Covid-19.

"Ketika diluncurkan, saya pikir ini tidak main-main. Saya bersama tim bekerja keras menyempurnakan alat ini," ungkapnya.

Baca juga: Guru Besar Farmasi UGM: Ini Terapi Penyembuhan Covid-19

Hingga saat ini, sudah ada tiga alat radiografi digital yang sudah diproduksi untuk keperluan mendapatkan izin produksi, izin edar dan uji coba ke pengguna.

Satu di antaranya menggunakan merek Madeena atau Made in Ina (Indonesia), alat ini sudah dipakai di Rumah Sakit Tabanan Bali.

Dua alat lainnya digunakan sebagai syarat tahapan proses mendapatkan izin produksi massal.

"Soal hilirisasi dan komersial sepenuhnya saya serahkan ke pemerintah dan stakeholder bidang kesehatan. Kita sudah mengajukan izin produksi dan izin edar, apalagi Presiden sudah meminta untuk produk inovasi monitoring Covid-19 dipermudah izinnya," ucapnya.

Alat ini mampu menentukan dan identifikasi untuk prognosis pasien yang terkena Covid-19.
Operasional alat ini juga adaptif dengan teknologi 4.0.

Baca juga: Sinergi UGM, Unair, dan Hepatika Ciptakan Rapid Test untuk Covid-19

Selain itu alat ini juga dianggap aman bagi pasien dan tenaga medis karena dosis radiasi dibuat serendah mungkin.

"Alat ini dikontrol dengan komputer, lalu sinar X memancarkan ke tubuh pasien, terusan radiasi ditangkap detektor dan dihubungkan ke layar monitor, lalu diolah radiografer diberikan ke tenaga fisika medik. Setelah itu akan transfer ke dokter secara digital sesuai permintaan," bebernya.

Keunggulan lainnya, alat radiografi digital ini bisa terhubung dengan big data selama rumah sakit atau puskesmas memiliki akses internet.

"Bisa mengecek data hasil radiografi pasien dari jarak jauh bila terhubung dengan sistem kesehatan di setiap pusat layanan kesehatan," sebutnya.

Bayu menuturkan, meski teknologi bisa mendeteksi tingkat akurasi Covid-19, tapi tidak semua rumah sakit memiliki teknologi ini.

Baca juga: Diresmikan, RS Akademi UGM Bisa Tampung 107 Pasien Covid-19

Menurut dia, dari sekitar 3.000 rumah sakit di Indonesia hanya rumah sakit tipe A yang mendapat bantuan alat ini dari pemerintah.

"Hanya rumah sakit tipe A diberi alat radiografi digital. Sedangkan yang lain tidak ada. Bisa diprediksi alat radiografi digital sangat sedikit. Sehingga menjadi motivasi besar saya sejak lama melakukan riset alat radiografi digital dengan harga bisa dijangkau," urainya.

Bayu meyakinkan harga alat radiografi buatannya jauh lebih lebih murah dari alat yang sama buatan luar negeri yang diimpor.

"Impian saya, kita bangga dengan produk inovasi kita sendiri, bayangkan 9.000 puskesmas bisa memilikinya karena harganya terjangkau," ungkapnya

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com