UNGARAN, KOMPAS.com- Letak Desa Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, yang dikepung perbukitan menyusahkan warga untuk mengakses internet.
Tidak jarang, warga yang membutuhkan akses internet harus mencari tempat dengan sinyal lebih baik hingga keluar desa.
Kondisi yang memprihatinkan tersebut telah berlangsung selama bertahun-tahun, hingga saat Riyadi terpilih menjadi kepala desa pada tahun lalu.
Baca juga: Sinyal di Sini Rusak Berat, Kami Seperti di Neraka
Dia berpikir mencari jalan keluar atas persoalan tersebut.
"Saat ini kebutuhan akan internet sangat mutlak. Mulai dari pemerintahan, pedagang, pelajar, hingga petani harus berhubungan dengan internet," ujar Riyadi saat di temui di Balai Desa Kadirejo, Jumat (26/6/2020).
Riyadi kemudian menggagas Pusaka atau Pulsa Kadirejo. Menggandeng vendor dari Semarang dan dikerjakan sejak Februari 2020, Pusaka mulai digunakan pada hari pertama Idul Fitri 2020.
Hingga hari ini, dari sekira 1.000 keluarga di Desa Kadirejo, sekitar 400 di antaranya telah menggunakan Pusaka.
Tidak hanya itu, warga di sekitar Desa Kadirejo yakni dari Semowo, Padaan, dan Giling pun juga memanfaatkan fasilitas internet ini.
Baca juga: Mereka Tak Perlu Lagi Memanjat Pohon untuk Dapatkan Sinyal...
Riyadi mengatakan saat ini warga masih bisa mengakses Pusaka secara gratis.
"Saat ini bisa dikatakan masih uji coba, nanti akan mulai berbayar pada Agustus. Harga vouchernya juga murah Rp 2.000 untuk pemakaian tiga jam, Rp 5.000 untuk sehari, Rp 10.000 seminggu, dan Rp 50.000 untuk pemakaian satu bulan," jelasnya.
Dari hasil penjualan tersebut, BUMDes Kadirejo mendapat bagian 10 persen dan sisanya untuk vendor.
Dia menyatakan Pusaka adalah sistem jaringan pertama di Indonesia yang dikelola BUMDes dan pembeliannya menggunakan voucher.
"Penjual voucher mendapat keuntungan lima persen," imbuhnya.
Baca juga: Gadis 15 Tahun Diperkosa Saat Cari Sinyal di Kebun Sawit, Alami Trauma dan Pelaku Sempat Kabur
Menurutnya, kemunculan Pusaka dalam momentum yang tepat karena bersamaan dengan imbauan pemerintah untuk work from home (WFH).
"Karena Covid-19, pengguna Pusaka meningkat. Selain untuk kerja juga dimanfaatkan sebagai sarana hiburan dan mencari informasi," ungkap Riyadi.
"Harapan saya semua warga bisa melek teknologi dan dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian dan bagi pelajar atau mahasiswa sebagai sarana pembelajaran. Sementara untuk perangkat desa, bisa mempermudah komunikasi dan pelayanan dengan kabupaten atau masyarakat," paparnya.
Baca juga: Perjuangan Siswa SD Naik Turun Bukit Cari Sinyal untuk Belajar Online
Menurut Riyadi, potensi ekonomi yang bisa dipromosikan di antaranya kerajinan bambu, kerajinan kayu, aneka makanan tradisional, dan pengolahan rempah.
"Nanti ada pelatihan penjualan secara online agar produk warga semakin dikenal," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.