Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unik, Ibu 60 Tahun di Yogyakarta Ini Jualan Bubur Mengenakan Topeng

Kompas.com - 26/06/2020, 13:23 WIB
Wijaya Kusuma,
Dony Aprian

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Seorang ibu penjual bubur di Jalan H. Agus Salim, Notoprajan, Ngampilan, Kota Yogyakarta, mempunyai cara unik untuk menarik pembeli.

Ibu bernama lengkap Nani Sugiarti (60) ini berjualan bubur dipinggir jalan dengan mengenakan topeng.

Nani Sugiarti menceritakan, awalnya dirinya membuka warung makan lesehan di depan Ndalem Notoprajan, Kota Yogyakarta.

"Nama warung saya dulu Nesu Mulih, bukanya malam. Warung makan lesehan, ada ayam, ada burung puyuh," ujar Nani Sugiarti saat ditemui dilokasi jualanya, Jumat (26/06/2020).

Baca juga: Garuk Sampah, Gerakan Anak Muda yang Tak Ingin Yogyakarta Penuh Sampah Visual

Usaha warung makan tersebut sudah ditekuninya sejak lama.

Pandemi corona menyebabkan warung "Nesu Mulih" miliknya sepi pengunjung.

 

Hingga akhirnya, Nani memutuskan untuk menutup sementara usahanya.

"Kan ada Covid pembeli sepi, terus tutup. Kan juga tidak boleh keluar rumah, saya hanya di rumah saja,"bebernya.

Setelah itu, dirinya memutuskan untuk berjualan bubur.

Awalnya Nani berjualan di depan rumahnya di Notoprajan, Ngampilan, Kota Yogyakarta.

"Saya kan kepikiran tidak jualan kan tidak punya uang, mau makan apa. Ya terus jualan bubur di depan rumah,"ungkapnya.

Kemudian, Nani memindahkan lapak jualan buburnya ke Jalan Agus Salim, Notoprajan, Ngampilan, Kota Yogyakarta.

Baca juga: Pemda DIY Perpanjang Tanggap Darurat Covid-19 hingga 31 Juli

Harapannya, pembeli semakin banyak karena berjualan di pinggir jalan.

"Di sini saya mulai buka dari jam 05.30 WIB sampai jam 10.00 WIB," tuturnya.

Suatu hari, dia melihat ponakannya sedang bermain mengenakan topeng.

Kemudian, terbersit dalam pikirannya ide unik berjualan dengan mengenakan topeng.

Sebab, sepengetahuanya belum pernah ada yang berjualan bubur dengan mengenakan topeng.

"Ponakan saya mainan topeng, terus saya pinjam saya pakai. Awalnya iseng saja, ponakan saya lihat itu tertawa, ya terus saya pakai untuk jualan ini," bebernya.

Nani mengaku baru satu bulan ini berjualan.

Aktivitasnya berjualan bubur dengan menggunakan topeng viral setelah ada pembeli yang memfoto dirinya dan menggunggah ke grup WhatsApp (WA).

"Ada pembeli yang foto, terus dimasukan grup (WA). Topeng ini untuk menarik pembeli, sekarang dikenal bubur topeng,"urainya.

Pasca viral tersebut, jualan buburnya laris manis diserbu pembeli.

Bahkan, sering kali sebelum jam 10.00 WIB jualan buburnya sudah habis terjual.

"Awalnya yang beli hanya masyarakat sekitar sini, tapi sekarang banyak yang dari luar beli kesini, katanya mau mencoba, ingin tahu bubur topeng. Yang lewat, lihat pakai topeng ya terus berhenti," tegasnya.

Nani bercerita kerap berganti topeng saat berjualan.

"Ada dua, Saya ganti-ganti. Yang pertama rusak karena dicuci, terus saya beli lagi," urainya.

Dia menjual satu porsi bubur rames kisaran Rp 3.000 sampai Rp 5.000.

"Bubur rames ini resep saya sendiri, bubur ada mie nya," ucapnya.

Setelah pandemi Covid-19 berakhir, dirinya akan kembali membuka warung makan lesehan "Nesu Mulih".

Namun, dirinya juga akan berjualan bubur topeng karena sudah dikenal banyak orang.

"Besok jualan (warung makan lesehan) lagi kalau sudah aman. Yang lesehan kan malam, kalau bubur pagi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com