Sebab, sepengetahuanya belum pernah ada yang berjualan bubur dengan mengenakan topeng.
"Ponakan saya mainan topeng, terus saya pinjam saya pakai. Awalnya iseng saja, ponakan saya lihat itu tertawa, ya terus saya pakai untuk jualan ini," bebernya.
Nani mengaku baru satu bulan ini berjualan.
Aktivitasnya berjualan bubur dengan menggunakan topeng viral setelah ada pembeli yang memfoto dirinya dan menggunggah ke grup WhatsApp (WA).
"Ada pembeli yang foto, terus dimasukan grup (WA). Topeng ini untuk menarik pembeli, sekarang dikenal bubur topeng,"urainya.
Pasca viral tersebut, jualan buburnya laris manis diserbu pembeli.
Bahkan, sering kali sebelum jam 10.00 WIB jualan buburnya sudah habis terjual.
"Awalnya yang beli hanya masyarakat sekitar sini, tapi sekarang banyak yang dari luar beli kesini, katanya mau mencoba, ingin tahu bubur topeng. Yang lewat, lihat pakai topeng ya terus berhenti," tegasnya.
Nani bercerita kerap berganti topeng saat berjualan.
"Ada dua, Saya ganti-ganti. Yang pertama rusak karena dicuci, terus saya beli lagi," urainya.
Dia menjual satu porsi bubur rames kisaran Rp 3.000 sampai Rp 5.000.
"Bubur rames ini resep saya sendiri, bubur ada mie nya," ucapnya.
Setelah pandemi Covid-19 berakhir, dirinya akan kembali membuka warung makan lesehan "Nesu Mulih".
Namun, dirinya juga akan berjualan bubur topeng karena sudah dikenal banyak orang.
"Besok jualan (warung makan lesehan) lagi kalau sudah aman. Yang lesehan kan malam, kalau bubur pagi," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.