Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Total 51 Pasien Covid-19 Meninggal di NTB, 55 Persen Lansia

Kompas.com - 26/06/2020, 12:56 WIB
Karnia Septia,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengumumkan tambahan dua pasien meninggal yang berasal dari Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat.

Sehingga, terdapat 51 pasien meninggal di NTB hingga Kamis (25/6/2020).

"Kita lihat setiap hari bertambah yang meninggal dan rata-rata adalah lansia," kata Kepala Dinas Kesehatan NTB Nurhandini Eka Dewi dalam keterangan yang diterima, Kamis.

Menurut Nurhandini, sebanyak 55 persen dari 51 pasien meninggal merupakan kelompok lanjut usia (lansia).

Mereka, kata dia, memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

"Para lansia ini tidak lama dirawat di rumah sakit, paling lama empat hari. Tetapi rata-rata mereka dirawat 48 jam sebelum akhirnya mereka meninggal dunia," kata Nurhandini.

Baca juga: Nekat Mandikan Jenazah Pasien Corona saat Hamil, Ibu Muda Positif Covid-19, Suami Ditahan

Nurhandini menduga, pasien lansia itu telah menderita sakit cukup lama di rumah. Sebab, masyarakat masih takut berobat ke rumah sakit atau puskesmas selama pandemi Covid-19.

Menurutnya, 

Padahal, kata dia, anggapan itu tak sepenuhnya benar.

"Ini pendapat yang tidak sepenuhnya benar. Kita anjurkan kepada bapak ibu warga NTB bila ada keluarga terutama lansia sakit, segeralah bawa ke sarana kesehatan terdekat," kata Nurhandini.

Ia berharap masyarakat segera berobat ke puskesmas atau rumah sakit jika mengalami keluhan sakit.

Rumah sakit rujukan Covid-19 telah menandai sejumlah area yang boleh dikunjungi pasien rawat jalan.

Pasien rawat jalan, kata dia, tak boleh mendekati area zona merah. Sementara zona kuning bisa dikunjungi dengan syarat memakai APD.

 

Pasien rawat jalan bebas mengunjungi area yang ditandai dengan zona hijau, asal tetap memakai masker dan menjaga jarak.

"Ini kita sampaikan agar tidak ada kegamangan atau ketakutan dari masyarakat NTB ke rumah sakit untuk berobat," kata Nurhandini.

Jangan sampai, masyarakat terlambat mengobati penyakitnya ke rumah sakit.

"Inilah salah satu penyebab mengapa angka kematian kita setiap hari bertambah," kata Nurhandini.

Tambahan 23 kasus positif

Selain angka kematian, Tim Gugus Tugas juga mengumumkan tambahan 23 pasien terkonfirmasi Covid-19.

Rinciannya, 11 pasien dari Kota Mataram, sembilan dari Lombok Barat, dan tiga dari luar Provinsi NTB. Pasien dari luar provinsi itu merupakan warga yang berkunjung ke NTB.

Baca juga: Khofifah: Pak Presiden, Kami Sempat Bahagia Tingkat Penularan Covid-19 Jatim 0,86 Persen, tapi...

Sehingga total 1.142 orang terkonfirmasi positif berasal dari 12.214 spesimen yang telah diperiksa sejak tanggal 16 Maret 2020.

"Total positif rate kita 9,3 persen. Masih jauh di atas angka 5 persen sebagai batas di mana angka penularan sudah terkendali," kata Nurhandini.

Menurut Nurhandini, saat ini proses penularan masih terus terjadi.

Sebab masih terjadi tambahan kasus positif di episentrum penularan Covid-19, Kota Mataram dan Lombok Barat.

"Karena dua daerah dengan transmisi lokal, proses transmisi lokal masih terus terjadi. Waspadalah bahwa Covid-19 masih berada di sekitar kita," kata Nurhandini.

Sementara itu, jumlah pasien yang sembuh bertambah 11 orang. Sehingga total pasien sembuh ada 780 orang atau 68,3 persen.

Sebanyak 311 pasien dirawat di rumah sakit rujukan dan rumah sakit darurat. 

"Keluarga pasien yang dinyatakan sembuh, kami ingatkan pasien yang pulang ke rumah masih harus melakukan isolasi mandiri selama 14 hari agar semua virus bisa betul-betul keluar dan nol pada saat dia siap melakukan aktivitas kembali," jelas Nurhandini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com