CIAMIS, KOMPAS.com - Seekor macan tutul masuk perangkap yang dipasang warga di Blok Cilulumpang, Dusun Cikupa, Kecamatan Lumbung, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis (25/6/2020).
Lokasi penangkapan macan tutul ini berada di kaki Gunung Sawal.
"Diketahui masuk perangkap tadi pagi, jam 06.00 WIB," kata Asna Maulana Sidiq (45), warga yang memasang perangkap saat dikonfirmasi, Kamis.
Baca juga: 11 Orang Anggota Keluarga Positif Terinfeksi Virus Corona
Asna menjelaskan, perangkap dipasang karena macan tutul tersebut kerap memangsa ternak warga yang disimpan di kandang yang berada di pinggiran hutan.
Ternak yang dimangsa berupa domba dan ayam milik warga.
"Saung (kandang ternak) dijaga oleh anjing, untuk mengusir babi hutan. Namun sudah ada delapan anjing yang mati dimangsa macan," kata Asna.
Menurut Asna, setiap anjing yang bertugas menghalau babi hutan, selalu lenyap dimangsa macan.
Baca juga: Rhoma Irama dan Soneta Tidak Diizinkan Konser di Kabupaten Bogor
Hal tersebut sudah terjadi selama 2 bulan terakhir.
Asna dan warga lain kemudian berinisiatif memasang perangkap tak jauh dari saung ternak tersebut.
Seekor anjing dijadikan umpan agar macan masuk perangkap.
"Jarak perangkap hanya 20 meter dari saung. Kalau dari permukiman warga, jaraknya 100 meter," kata dia.
Baca juga: Pakai Paspor Sunda Empire, 2 Wanita Ini 13 Tahun Ditahan Imigrasi Malaysia
Menurut Asna, sejauh ini macan tutul tersebut tidak pernah masuk permukiman warga.
Selanjutnya, pada Kamis siang, petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Ciamis datang ke lokasi penangkapan macan tutul.
"Petugas sudah di sini," kata Asna.
Macan berkalung cip
Sementara itu, Asna mengatakan, macan tutul yang ditangkap ini memiliki kalung yang dilengkapi cip.
"Ada GPS-nya," kata dia.
Menurut Asna, setahun lalu, macan ini pernah masuk perangkap warga.
Saat itu, macan dibawa pihak BKSDA Ciamis.
"Ini yang ditangkap terakhir, setahun lalu," ujar Asna.
Asna memperkirakan, saat kondisinya pulih, macan kembali dilepas di Gunung Syawal.
Kini, warga berharap macan tersebut tidak kembali dilepas di lokasi yang sama.
"Warga berharap jangan dilepas lagi di Gunung Syawal," ujar Asna.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.