Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Pandemi Covid-19, Permintaan Karet Alam Babel dari 4 Negara Tetap Stabil

Kompas.com - 24/06/2020, 11:45 WIB
Heru Dahnur ,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Ekspor karet olahan tingkat pertama asal Kepulauan Bangka Belitung tetap terjaga selama pandemi Covid-19.

Komoditas sektor perkebunan ini tercatat diekspor sebanyak 8.000 ton selama Januari hingga Juni 2020.

Tidak jauh berbeda pada periode sebelumnya yakni 8.605 ton.

Baca juga: Angka Kesembuhan Pasien Covid-19 di Babel Mencapai 80 Persen

"Tidak ada pengurangan permintaan ekspor untuk komoditas ini walaupun banyak pembatasan, tetap dibutuhkan," kata Kepala Karantina Pertanian Pangkalpinang, Saifuddin Zuhri saat monitoring di Pangkalpinang, Selasa (23/6/2020).

Zuhri menuturkan, komoditas dengan nilai ekonomi sebesar Rp 1,3 miliar ini siap diberangkatkan ke Australia setelah melalui serangkaian tindakan karantina.

Ia memastikan karet alam unggulan ekspor Babel telah bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) sesuai dengan persyaratan teknis negara tujuan ekspor.

Empat negara tujuan yakni Australia, China, Vietnam dan Montenegro.

Baca juga: Bertemu Prabowo, Ini yang Dibicarakan Gubernur Babel

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil menyebutkan pihaknya mendorong gerakan tigakali lipat ekspor sesuai arahan Kementerian Pertanian.

Pihaknya selaku fasilitator pertanian di perdagangan internasional melakukan sinergisitas dengan berbagai pihak.

"Harapannya dapat bertumbuh ragam komoditas baru yang menjadi unggulan ekspor daerah dan menjadi sentra berbentuk kawasan," ucap Jamil.

Saat ini Kementan terus membenahi iklim invetasi pertanian yakni dengan deregulasi dan penyediaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha.

"Ke depan, jangan lagi karet alam ini kita ekspor dalam bentuk mentah. Agar bisa bernilai tambah dorong hilisasi agar ekspornya dalam bentuk jadi atau minimal setengah jadi," tutup Jamil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com