SALATIGA, KOMPAS.com - Baju pelindung diri tenaga kesehatan identik dengan warna putih bersih.
Selain baju hazmat, tenaga kesehatan yang bertugas dilengkapi dengan masker, face shield, sarung tangan, dan sepatu.
Namun ada pemandangan berbeda saat tenaga kesehatan yang bertugas melakukan rapid test di Gedung Pakuwon komplek perkantoran Setda Kota Salatiga.
Baju hazmat yang mereka kenakan dipenuhi corat-coret saat mereka bertugas pada Selasa (23/6/2020).
Baca juga: 300 Warga Ambil Paksa Jenazah Pasien Covid-19, Lucuti Hazmat Petugas, lalu Disuruh Pulang
Corat-coret tersebut bertuliskan ungkapan suara hati akan kerinduan karena selama bertugas harus merelakan waktu berkumpul dengan keluarga.
Salah satu tenaga medis, Anita Ethin, mengaku sudah lima bulan tidak bisa pulang ke kampung halaman.
"Aku sudah rindu, rindu kampung, rindu masakan ibu," tulisnya.
Tenaga kesehatan lain, Amalia Dwi Cahyani menulis lebih singkat, "HBD Hafidz".
Perempuan yang bekerja Dinas Kesehatan Kota Salatiga sejak 2017 ini mengatakan adiknya berulang tahun ke-11.
Baca juga: Cerita Suyadi Pakai Hazmat Saat Cukur Rambut Keliling, Pelanggan Bertambah Berkali-kali Lipat
Karena tugas, dia harus menunda bertemu adiknya dan lebih dahulu menyampaikan ucapan ulang tahun tersebut di baju, meskipun akhirnya baju hazmat tersebut dibuang seusai kegiatan rapid test.
“Ini sebagai ungkapan kata hati saya saja untuk adik saya,” tuturnya dalam keterangan tertulis, Rabu (24/6/2020).