Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Heboh Domba Bermata Satu di Sumedang, Hanya Sanggup Hidup 28 Jam

Kompas.com - 24/06/2020, 05:24 WIB
Aam Aminullah,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Setelah membuat heboh hingga viral di media sosial, anak domba bermata satu di Dusun Burujul, RT 03/03, Desa Cigentur, Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, itu mati, Selasa (23/6/2020) sore sekitar pukul 15.00 WIB.

Warga Kecamatan Tanjungkerta, Rosliana (35) mengatakan, anak domba yang mengalami cacat fisik sejak dilahirkan induknya ini hanya kuat bertahan selama 28 jam.

"Mati sore tadi sekitar pukul 3-an. Di sini (Tanjungkerta) memang heboh sejak kemarin (Senin), pas matinya juga kabarnya cepet tersiar. Jadi itu dilahirkannya Senin pukul 11.00, mati Selasa pukul 03.00. Cuma kuat bertahan 28 jam," ujar Rosliana kepada Kompas.com, Selasa (23/6/2020) malam.

Baca juga: Heboh Anak Domba Aneh Bermata Satu di Sumedang

Rosliana menuturkan, anak domba tersebut mati diduga karena kesulitan menyusu pada induknya.

Sebab, kata Rosliana, anak domba tersebut, selain bermata satu, juga tidak memiliki lubang hidung.

"Mungkin karena sulit bernafas dan tidak bisa menyusu ke induknya, jadi gak bisa bertahan (hidup) lama," tutur Rosliana.

Sementara itu, sebelumnya, Kepala Desa Cigentur Eti Rohaeti mengatakan, anak domba tersebut milik Wawat, salah seorang warga di desanya.

Setelah viral di media sosial sejak kelahirannya Senin siang, anak domba tersebut banyak didatangi warga karena penasaran.

Eti menuturkan, pihak desa juga telah melaporkan kejanggalan anak kambing ini kepada dinas terkait.

"Dari Dinas Peternakan sudah ada yang datang ke sini. Untuk kelainannya disebabkan apa, belum tahu karena baru dilihat tadi," tutur Eti.

Eti menyebutkan, meskipun ada keganjilan pada fisik anak domba yang disebut warga seperti dajjal, namun ia berharap itu merupakan pertanda baik.

"Ya, mudah-mudahan menjadi pertanda baik. Khususnya bagi perkembangan desa kami," sebut Eti.

Sementara itu, pemelihara kambing, Pipih (65) mengatakan, ia hanya dititipi domba untuk dipelihara oleh pemiliknya.

"Yang punyanya kerja di Palembang, saya hanya merawat induknya. Saat lahiran, induknya melahirkan dua anak domba, satunya normal, satu lainnya yang cacat ini," ujar Pipih.

Baca juga: Geger Anak Domba Bermata Satu, Kades: Semoga Petanda Baik

Pipih berharap keanehan pada satu anak kambing ini menjadi pertanda baik dan dapat membawa berkah.

"Saya berharap, meskipun memang terlahir cacat, tapi bisa membawa berkah dan kebaikan bagi keluarga pemiliknya, khususnya," kata Pipih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com