YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Petani di kawasan pesisir Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sejak beberapa tahun terakhir harus konflik dengan monyet ekor panjang.
Berbagai upaya dilakukan mulai menyalakan petasan hingga memasang jaring, tapi monyet tetap mencabuti tanaman milik petani.
Salah satu serangan paling masif terjadi di Kalurahan Kemadang, Kapanewon Tanjungsari.
Baca juga: Menyelamatkan Ribuan Monyet di Alas Kedaton akibat Wabah Corona...
Setiap hari monyet ekor panjang yang berjumlah ratusan menyambangi ladang penduduk untuk mengambil tanaman kacang tanah yang sebentar lagi akan dipanen pemiliknya.
"Sudah sekitar lima sampai enam tahun terakhir serangan monyet terjadi, dan turun saat seperti ini hampir panen kacang sejak beberapa pekan. Kalau datang rombongan bisa 50-an ekor," kata Jogo Boyo (keamanan desa), Kalurahan Kemadang, Daldiyo saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon Selasa (23/6/2020).
Pada awalnya, monyet berada di sisi utara Pantai Baron, tapi karena ditebangi kawanan monyet ekor panjang menyerang ke kawasan timur.
Gerombolan satwa itu biasanya menyerang pagi dan malam hari sebelum para petani datang ke ladang.
"Anehnya itu, mereka datang ketika tidak ada orang. Saat orang datang membawa senapan angin mereka seperti ketakutan," ucap Daldiyo.
Baca juga: Kerap Masuk ke Permukiman, Kawanan Monyet Liar Resahkan Warga Bogor
Meski demikian, para petani dan warga tidak berani membunuh atau melukai kawanan monyet itu. Biasanya mereka hanya ditakut-takuti menggunakan mercon.
Warga yang memiliki ladang tidak luas biasanya memasang jaring pengaman, sedangkan lahan untuk yang luas hanya diusir secara manual.
"Monyetnya itu seperti main petak umpet, ketika petani datang mereka pergi, ketika petani pulang mereka datang," kata Daldiyo.