GARUT, KOMPAS.com – Beberapa hari ini, sebuah video warga yang marah kepada tenaga medis di Puskesmas Kecamatan Leuwigoong viral di media sosial.
Dalam video tersebut, dua orang tenaga medis dimaki warga yang berkumpul di Puskesmas Leuwigoong hingga nyaris terjadi baku hantam.
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman, ketika dimintai tanggapannya terkait video tersebut, mengakui bahwa video tersebut adalah peristiwa yang terjadi di Puskesmas Leuwigoong pasca-penambahan satu pasien positif Covid-19 di Kecamatan Leuwigoong.
“Iya betul itu di Puskesmas Leuwigoong, kejadiannya Jumat (19/6/2020),” jelas Helmi, Senin (22/6/2020).
Baca juga: Bupati Rudy Protes Ridwan Kamil soal Status Garut Jadi Zona Kuning
Menurut Helmi, kedatangan warga yang marah ke petugas medis Puskesmas Leuwigoong berkaitan dengan pasien positif Covid-19 baru di Kecamatan Leuwigoong.
Pasien positif tersebut adalah seorang aparat desa yang kebetulan sempat mengurus seorang pasien positif Covid-19 di Kecamatan Leuwigoong sebelumnya.
“Dia kan pastinya bersentuhan dengan banyak orang sebelum hasil pemeriksaan swab-nya keluar, mereka yang pernah bersentuhan ini marah,” katanya.
Menurut Helmi, mereka yang pernah bersentuhan erat dengan orang yang positif Covid-19 bisa jadi orang dalam pemantauan (ODP), atau bisa saja jadi pasien dalam pengawasan (PDP).
Karena banyak warga yang merasa pernah bersentuhan dengan pasien positif tersebut, akhirnya warga marah kepada petugas kesehatan.
Menurut Helmi, saat ini banyak kejadian serupa seperti di Kecamatan Leuwigoong ketika warga marah saat ditetapkan menjadi ODP atau PDP.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.