Kapolsek Medan Baru, Kompol Riki Ramadhan pun turun tangan mengimbau warga membubarkan diri.
Menurutnya, jika warga berkerumun dapat mengganggu kerja polisi untuk melakuaan penyelidikan.
Jika ingin melihat apa yang sedang dilakukan pihak kepolisian di lokasi, menurutnya, warga dapat melihatnya dari media massa yang hadir di lokasi.
"Saya imbau warga kembali ke rumah masing-masing. Bantu kami bekerja. Kalau Bapak Ibu tetap di sini, jadinya kami batalkan saja rekonstruksi ini," katanya.
Namun demikian, warga tetap bertahan di batu jalan.
Dibutuhkan sekitar 20 menit untuk membuat warga membubarkan diri.
Kapolsek meminta agar lurah, kepala lingkungan, dan Binmas membantu mengarahkan warga ke rumahnya masing-masing.
“Dia tak punya hati. Tak punya perasaan. Kenapa beraninya sama anak-anak. Samaku aja lah yok. Kasih aku 5 menit, untuk menghajarnya,” ungkap seorang warga bernama Dedek dengan wajah marah.
Namun di saat warga mulai membubarkan diri, sebuah mobil Nisan Livina warna hitam melaju kencang ke Gang Abadi.
Beberapa orang turun dari mobil, salah satunya berkaos oranye dan tangannya diborgol.
Dia digelandang dengan setengah berlari menuju lorong kecil di gang tersebut.
Hanya sekitar 5 menit, pria berkaos oranye itu kembali digelandang masuk ke mobil lalu pergi meninggalkan lokasi.
"Tolong bantu kami. Biar kami bekerja,” ujar Kompol Riki berkali-kali.
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko mengatakan, dalam prarekonstruksi ini, tersangka memeragakan 17 adegan.
Pantauan di lapangan, prarekonstruksi itu dilakukan di dalam rumah kontrakan pelaku dan di tempat penemuan jenazah.