Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Relawan Pemulasaraan Jenazah, Rela Tak Dibayar dan Isolasi Mandiri di Tangki Air

Kompas.com - 23/06/2020, 05:59 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Khairina

Tim Redaksi

 

KUDUS, KOMPAS.com - Apa yang dikerjakan oleh tim pemulasaran jenazah Covid-19, relawan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ini patut dijadikan teladan. 

Di tengah pagebluk virus corona yang mengacaukan sisi perekonomian masyarakat, mereka justru ikhlas mempertaruhkan segalanya meski tak satu koin uang pun mereka terima sebagai bayarannya.

Tak mudah memang untuk mencerna apa yang mendasari misi kemanusian mereka. 

Baca juga: 3 Bulan Tak Pulang ke Rumah, Relawan Covid-19: Rindu Sekali Jumpa Keluarga

Mengapa di masa yang susah bagi sebagian besar orang mencari duit, mereka mau melakoni pekerjaan yang membahayakan nyawa sendiri bahkan keluarga tanpa kompensasi uang. 

Toh jika mereka berkenan beralih, masih ada pekerjaan lain yang lebih menguntungkan.

"Semua demi harapan yang baik agar virus corona segera musnah dari bumi. Terserah orang mau bilang apa, kami ikhlas kok. Kalaupun ada uluran tangan dari pemerintah, kami akan lebih bersyukur," tutur Kristanto Eko Wibowo (39), salah satu petugas tim pemulasaran jenazah Covid-19 Kabupaten Kudus saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Minggu (21/6/2020).

Panggilan jiwa

Kristanto, warga Desa Peganjaran, Kecamatan Bae, Kudus ini menilai apa yang telah ia kerjakan bersama rekan-rekan relawan Covid-19 bukan lah hal yang sia-sia

Ia yakin, di balik tugas sosial yang dijalani dengan amanah akan diganjar hikmah yang besar untuk dirinya, keluarga, dan tak terkecuali masyarakat.

Keputusan Kristanto untuk terjun sebagai relawan pemulasaran jenazah Covid-19 pun semata-mata hanya untuk meringankan beban masyarakat.

Sementara itu untuk urusan perut dan kebutuhan keluarga, dalam keseharian Kristanto bekerja serabutan  

"Takut tertular sih pasti, namun kekhawatiran itu hilang karena rasa ingin membantu menolong sesama. Meski tim pemulasaran jenazah tak dibayar, Alhamdulilah saya bisa mencukupi kebutuhan keluarga dengan kerja serabutan," kata Kristanto.

Baca juga: Diancam 5 Tahun Penjara, Netizen yang Doakan Perawat Dimatikan Corona: Saya Rela Jadi Relawan

Sejak duduk di bangku SMA, Kristanto sudah aktif mengikuti kegiatan relawan bencana, sehingga jiwa kepeduliannya untuk lingkungan sekitar sudah tak perlu lagi diragukan.

Ia selanjutnya banting setir menjadi relawan pemulasaran jenazah Covid-19 karena panggilan jiwa memenuhi permintaan dari rumah sakit.

"Hingga akhirnya saya terpanggil menjadi relawan pemulasaran jenazah Covid-19 ketika banyak rumah sakit yang kesulitan menanganinya. Banyak yang takut dengan pekerjaan ini. Yang paling menyedihkan saat tidak ada tim dari desa yang ikut membantu di kuburan, sehingga harus sendiri yang menghuruk," ungkap Kristanto.

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com