Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tak Perlu Rapid Test, Kampung Ini Bukan Kampung Virus"

Kompas.com - 21/06/2020, 06:00 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Sejumlah warga di kawasan Pohon Mangga, Air Salabor, Kecamatan Nusaniwe, Ambon menolak kedatangan tim medis yang akan melakukan rapid test massal.

Penolakan pada Sabtu (20/6/2020) siang itu diwarnai aksi blokade jalan hingga unjuk rasa.

"Tidak perlu ada rapid test di sini, kita semua sehat. Kampung ini bukan kampung virus," kata warga dalam aksi itu.

Baca juga: Sederet Cerita Warga Takut Di-Rapid Test, Malah Tawarkan Uang Damai dan Mengungsi ke Pulau Lain

Berawal 6 warga positif

Ilustrasi pasien virus corona mengenakan masker untuk cegah penularan dan penyebaran Covid-19.KOMPAS.COM/Shutterstock Ilustrasi pasien virus corona mengenakan masker untuk cegah penularan dan penyebaran Covid-19.
Peristiwa bermula dari adanya 6 warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari hasil tes swab.

"Ada 6 di sini yang positif Covid-19 berdasarkan swab, lalu tim medis komunikasi dengan kami tokoh-tokoh masyarakat di sini untuk rencana rapid test," kata Kepala Pemuda kawasan Pohon Mangga, Air Salabor, Muhamad Borut.

Saat itu, kata dia, tokoh masyarakat menyetujui rencana tersebut.

"Kami sangat membuka ruang, cuma warga menolak," tutur dia.

Baca juga: Tolak Rapid Test, Warga di Ambon Demo dan Blokade Jalan

Ilustrasi rapid test Covid-19. SHUTTERSTOCK Ilustrasi rapid test Covid-19.

Berpikir rapid test pasti hasilnya positif Covid-19

Borut menjelaskan, penolakan terjadi karena warga meyakini rapid test akan selalu berujung hasil positif Covid-19.

Mereka juga khawatir langsung dikarantina setelah menjalani prosedur itu.

“Masyarakat berpikirnya begitu, kalau di-rapid test pasti positif, karena memang yang mereka tangkap dari Gugus Tugas selama ini yang disampaikan itu hasil rapid test positif sekian dan bukan hasil rapid test reaktif," kata Borut.

Baca juga: Kisah-kisah Penjemputan Pasien Positif Corona, Warga Dipeluk agar Tertular hingga Petak Umpet dengan Petugas

Blokade jalan, bentangkan spanduk

Pada saat petugas medis mendatangi warga di kawasan Pohon Mangga, Air Salabor untuk melakukan rapid test, Sabtu (20/6/2020), pengusiran terjadi.

Warga memblokade jalan masuk kampung dengan tumpukan kayu, bangku serta seng.

Meski tim medis sempat berusaha melakukan negosiasi, warga tetap menolak.

Dari tulisan di spanduk yang dibentangkan warga, mereka kukuh merasa sehat dan tidak memerlukan rapid test.

Warga juga tak ingin kampung mereka dianggap kampung virus.

Baca juga: Sederet Potret Kemiskinan di Tengah Pandemi, Tak Makan 2 Hari, Jual HP Rp 10.000, dan Nekat Mencuri

Warga di kawasan Pohon Mangga, Air Salobar, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon mengelar aksi demo menolak kedatangan tim medis dan gugus tugas Covid-19 yang akan melakukan raoid test terhadap warga di kawasan tersebut, Sabtu siang (20/6/2020).KOMPAS.COM/RAHMAT RAHMAN PATTY Warga di kawasan Pohon Mangga, Air Salobar, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon mengelar aksi demo menolak kedatangan tim medis dan gugus tugas Covid-19 yang akan melakukan raoid test terhadap warga di kawasan tersebut, Sabtu siang (20/6/2020).

Demi kebaikan bersama

Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Ambon, Wendy Pelupessy menyesalkan adanya penolakan dari masyarakat.

Ia menduga ada pihak yang memprovokasi warga hingga melakukan aksi penolakan.

"Jadi ini ada yang sengaja provokasi warga. Dan emang kami akui kami kalah cepat dari hoaks yang menyebar lebih cepat," tutur dia.

Menurutnya, tim medis melakukan rapid test demi kepentingan warga.

"Ini sudah ada pasien positif dari situ, lalu ada jelas-jelas ada warga yang berkontak erat, kalau begini bikin susah kita semua," tutur Wendy.

Baca juga: Kasus-kasus Pasien Positif Corona Tanpa Gejala di Sejumlah Daerah, Ada yang Hanya Merasa Kehausan

Apalagi sebelum datang, koordinasi juga telah dilakukan dengan Ketua RT, lurah hingga tokoh masyarakat.

"Kita bahkan datang dengan dokter untuk kasih sosialisasi ke warga, tapi tidak tahu mengapa apa karena pengetahuan mereka atau bagaimana,” tutur dia.

Wendy menjelaskan, hasil rapid test tidak bisa dijadikan patokan seseorang dinyatakan positif Covid-19.

"Rapid test ini bukan untuk menegakkan diagnosa tapi dia bisa memutus mata rantai penularan dengan cepat makanya kita screening sebanyak-banyaknya dan kalau misalnya reaktif itu belum tentu positif Covid-19 nanti akan ditindaklanjuti lagi, yang menentukan positif Covid-19 dan tidak itu tes PCR atau swab itu,” ungkap dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty | Editor: Abba Gabrilin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com