Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penilaian Menko PMK dan Menkes soal Cara Jabar Tangani Covid-19

Kompas.com - 20/06/2020, 16:08 WIB
Dendi Ramdhani,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia Muhadjir Effendy dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengapresiasi kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) dalam menangani pandemi Covid-19.

Apresiasi disampaikan setelah Muhadjir dan Terawan mendengar pemaparan dari Direktur Utama Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Nina Susana Dewi dan Gubernur Jabar Ridwan Kamil.

"Menurut saya Jabar termasuk sangat bagus di dalam penanganan Covid-19 dengan jumlah penduduk terbesar. Sekarang kondisinya baik sebagian masih (zona) oranye, ada kuning tapi sudah mulai menghijau kalau dilihat secara gugus parsial, ini bagus untuk Jabar," tutur Muhadjir setelah meninjau Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Sabtu (20/6/2020) pagi.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jabar, Jateng, Banten, Sumsel, Babel, dan Lampung 19 Juni 2020

Kemudian, lanjut Muhadjir, RSHS Bandung sudah mulai menerapkan pengobatan pasien positif Covid-19 dengan metode convalescent plasma.

Hasilnya, dengan metode itu kondisi pasien mulai membaik.

"Pak Menkes akan memberikan bantuan peralatan agar bisa lebih memastikan bahwa penerapan pengobatan menggunakan plasma ini yang direkomendasikan Kemenkes bisa digunakan untuk seluruh indonesia," tuturnya.

Sementara itu Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menilai, sinergitas antarlembaga di Jabar membuat penanganan Covid-19 berjalan baik.

Baca juga: Ridwan Kamil Gratiskan Iuran SMA/SMK di Jawa Barat

Begitupun dengan kinerja rumah sakit dan para tenaga medis membuat kasus Covid-19 di Jabar relatif bisa terkendali.

"Kita melihat effort dari Pemprov Jabar begitu bagus dan hasilnya membuat Provinsi Jabar semakin membaik dalam penanganan Covid-19. Untuk rumah sakit sangat baik di dalam merawat sehingga kita bisa melihat masyarakat yang dirawat sedikit, tidak membuat rumah sakit menjadi penuh sekali untuk Covid," papar Terawan.

 

Dia pun berkomitmen membantu memfasilitasi proses pendaftaran sejumlah alat penanganan Covid-19 yang diproduksi di Jabar ke Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) agar bisa diproduksi massal.

Seperti diketahui, Jabar berhasil membuat sejumlah alat medis untuk penangnaan Covid-19.

Di antaranya, ventilator buatan PT Dirgantara Indonesia, rapid test antigen karya ITB dan Unpad, serta laboratorium kontainer buatan PT Biofarma.

"Kita harus bangga dengan produk indonesia. Saya yakin produk Indonesia sangat kompatibel dipakai di indonesia," jelasnya.

Baca juga: Pilkada 8 Daerah di Jabar Pakai Protokol AKB, Semua Petugas Harus Rapid Test

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuturkan, kasus Covid-19 di Jawa Barat relatif terkendali dengan rata-rata 30 kasus per hari.

Menurut dia, penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dari level provinsi hingga mikro serta pengetesan masif menjadi kunci Jabar dalam menangani Covid-19 sejauh ini.

"Sudah enam pekan angka reproduksi (Rt) kita di bawah 1. Kami di Jabar selalu ilmiah dalam mengambil keputusan. Kami libatkan epidemiologis dari perguruan tinggi, ada ahli ekonomi juga," ucap Emil, sapaan akrabnya.

"Yang sembuh sudah mendekati angka kasus aktif. Di rumah sakit juga (pasien Covid-19) sudah sedikit. Dari 100 persen kapasitas ruang inap sekarang hanya 29 persen yang dipakai," sambungnya.

Baca juga: Regulasi soal Protokol Kesehatan di Pesantren Direvisi, Ini Kata Wagub Jabar

Meski demikian, Emil mengaku Jabar punya tantangan besar dalam proses transisi adaptasi kebiasaan baru (AKB).

Karena itu, dia pun memerintahkan tim dari gugus tugas untuk terus memeriksa pusat keramaian agar masyarakat tidak larut dalam euforia.

"Tantangannya, kita ini provinsi paling dekat dengan episentrum. Kami sudah buka kegiatan ekonomi, rumah ibadah dan lain-lain. Kami juga ngetes wisatawan di Puncak karena orang Jakarta sulit ditahan. Makanya kami periksa dipaksa swab, kalau ada anomali kami tutup, kalau enggak kami buka," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com