Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadis Kesehatan: Ada yang Provokasi Warga Tolak Rapid Test, Anggap Corona Bohongan

Kompas.com - 20/06/2020, 14:37 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan Kota Ambon, Wendy Pelupessy mengungkapkan kekesalannya terkait terulangnya insiden penolakan terhadap tenaga medis yang akan melakukan rapid test kepada warga yang berkontak erat dengan pasein positif corona.

Menurut Wendy insiden penolakan terhadap tenaga medis saat akan melakukan rapid test terhadap sejumlah warga di kawasan Air Salobar, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon pada Sabtu (20/6/2020) siang tadi harusnya tidak perlu terjadi jika warga menyadari betapa pentingnya apa yang akan dilakukan tim medis.

“Ini sudah ada pasien positif dari situ lalu ada jelas-jelas ada warga yang berkontak erat, kalau begini kan bikin susah kita semua,” kata Wendy kepada Kompas.com, Sabtu.

Baca juga: Anggap Corona Penyakit Bohongan, Puluhan Warga Ini Tolak Rapid Test

Rapid test bukan untuk memvonis, tapi untuk mencegah

Dia menjelaskan, sebelum tim medis mendatangi kawasan tersebut, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Ketua RT, lurah dan tokoh masyarakat setempat.

Selain itu sosialisasi dengan berbagai cara juga telah dilakukan kepada masyarakat, salah satunya dengan pengumuman lewat mobil keliling.

“Kita bahkan datang dengan dokter untuk kasih sosialisasi ke warga, tapi tidak tahu mengapa apa karena pengetahuan mereka atau bagaimana,” katanya.

Baca juga: Gubernur Kalbar: Ada Warga Tolak Rapid Test, Disebut Upaya PKI Masukkan Zat...

Dia menegaskan warga seharusnya tidak perlu melakukan penolakan karena rapid test yang dilakukan itu bukan untuk memvonis seseorang terinfeksi virus corona namun tujuan utamanya untuk memutus rantai penyebaran virus tersebut di masyarakat.

Rapid test ini bukan untuk menegakkan diagnosa tapi dia bisa memutus mata rantai penularan dengan cepat makanya kita screening sebanyak-banyaknya dan kalau misalnya reaktif itu belum tentu positif Covid-19 nanti akan ditindaklanjuti lagi, yang menentukan positif Covid-19 dan tidak itu tes PCR atau swab itu,” ungkapnya.

“Kalau mereka menolak mata rantai penularan akan sulit terlacak dan akan putus sampai di situ, kalau untuk keluarganya sendiri tidak apa-apa tapi kalau mereka menularkan ke yang lain itu yang tidak kita inginkan, karena ini soal keselamatan banyak orang,” tambahnya.

Baca juga: Sederet Cerita Warga Takut Di-Rapid Test, Malah Tawarkan Uang Damai dan Mengungsi ke Pulau Lain

Ada yang sengaja provokasi

Terkait aksi penolakan warga yang kembali terjadi itu, Wendy menegaskan ada pihak tertentu yang sengaja memprovokasi warga sehingga mereka melakukan aksi penolakan.

“Jadi ini ada yang sengaja provokasi warga. Dan emmang kami akui kami kalah cepat dari hoaks yang menyebar lebih cepat,” ujarnya.

Dia mengaku kesal karena meski selama ini pihaknya bersama tim gugus tugas telah melakukan sosialisasi dengan berbagai cara dan melibatkan banyak pihak namun masyararat masih lebih percaya dengan kabar hokas yang beredar tentang Covid-19.

“Nah makanya kami minta bantuan media agar dapat menyadarkan warga yang belum sadar ini karena mereka ini begitu cepat mempercayai berita hokas yang beredar di medi sosial,” katanya. 

Baca juga: Warga 2 Kampung Mengungsi karena Takut Rapid Test, Ini Sebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com