Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disiram Air Saat TK, Jalan Kaki ke Sekolah, Kisah Perjuangan Putri Penjaga Hutan Wanagama hingga Sukses Tempuh S3 di Jepang

Kompas.com - 20/06/2020, 13:38 WIB
Pythag Kurniati

Editor

Berjalan kaki ke sekolah

Lantaran keterbatasan ekonomi, Sawitri harus berjalan jauh menuju sekolahnya saat SD dan SMP.

Di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMA), putrinya juga harus berjalan kaki 3 kilometer dan mencari kendaraan umum untuk sampai ke tempatnya menimba ilmu.

Tukiyat juga mengajari Sawitri hidup sederhana dan prihatin.

"Sejak kecil sudah terbiasa puasa Senin dan Kamis, selain itu saya ajarkan sopan santun dan prihatin." kata dia.

Bahkan, ketika menempuh strata satu, Tukiyat mengatakan, putrinya sering makan hanya satu kali dalam sehari.

Baca juga: Kisah Satu Keluarga di Solo 5 Tahun Tinggal di Bekas Gudang Es, Tak Layak Huni dan Angker

Lolos di pendaftaran kedua

Ilustrasi perguruan tinggiShutterstock Ilustrasi perguruan tinggi
Tukiyat tak pernah bermimpi, putrinya bisa mengenyam bangku perguruan tinggi.

Tukiyat mengatakan, setelah bekerja 20 tahun menjaga hutan, dirinya baru diangkat menjadi ASN.

Namun, penghasilannya tak seberapa.

Tukiyat berubah pikiran ketika melihat kesungguhan Sawitri yang ingin melanjutkan kuliah.

Sempat gagal, putrinya itu akhirnya diterima di Fakultas Kehutanan setelah dua kali mendaftar di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Selama jenjang S1 dan S2, Sawitri selalu mendapatkan beasiswa.

Baca juga: Kisah Pilu Diva Nabila, 15 Tahun Terbaring di Rumah Sempit karena Lumpuh Otak

Hingga akhirnya putrinya diterima S3 di Universitas Tsukuba Jepang pada tahun 2017 di bidang kehutanan.

Kini, Tukiyat menunggu kepulangan putri yang dicintainya usai merampungkan pendidikan S3 pada September 2020 nanti.

Ia berharap putrinya bisa memiliki pekerjaan yang baik serta menjadi contoh bagi banyak orang.

"Cita-citanya jadi dosen, Pesannya ke anak, jujur adalah utama. Lakukan apapun yang baik dengan rajin, bersikaplah sopan kepada siapa saja," kata Tukiyat.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono | Editor : Khairina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com