Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Hidup Kami Seperti di Neraka, Jalan dan Sinyal Telepon Rusak Berat"

Kompas.com - 19/06/2020, 21:48 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Masyarakat yang bermukim di Kampung Lamalera, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengeluh soal akses komunikasi menggunakan telepon seluler.

Di wilayah yang terkenal hingga mancanegara karena menjadi destinasi wisata kelas dunia perburuan paus itu, tidak ada jaringan telepon, apalagi internet.

"Hidup kami sudah seperti di neraka, karena selain kondisi jalan raya yang rusak berat, sinyal telepon juga rusak berat," ungkap Kepala Desa Lamalera B, Antonius Boli, saat dihubungi Kompas.com, melalui sambungan telepon, Jumat (19/6/2020) siang.

Antonius baru bisa membalas pesan singkat via WhatsApp yang dikirim Kompas.com sejak Senin (15/6/2020) lalu, pada hari ini. Itu pun setelah mendapat jaringan telepon seluler dari kecamatan terdekat.

Baca juga: Diduga Terlibat Korupsi Penyaluran Kredit Bank NTT Sebesar Rp 149 Miliar, Seorang Debitur Ditahan Jaksa

Menurut Antonius, untuk mencari jaringan telepon Telkomsel sebagai satu-satunya provider di wilayah itu, pihaknya harus menempuh perjalanan sejauh tujuh hingga delapan kilometer ke kecamatan tetangga.

Antonius menyebut, akibat ketiadaan sinyal telepon, sangat mengganggu kegiatan komunikasi pemerintahan desa dan juga pendidikan anak sekolah.

Dia pun mencontoh soal kegiatan rapat yang digelar di Kecamatan Wulandoni.

Di saat desa lainnya sudah tahu jadwalnya, pihaknya malah belum menerima informasi apapun.

"Anak-anak sekolah, kalau mau kirim data menggunakan internet, harus jalan sejauh tujuh kilometer ke kecamatan tetangga untuk kirim," ungkap dia.

Padahal, kata Antonius, pihak Telkomsel sudah membangun sebuah menara di perbatasan antara Desa Lamalera A dan Desa Lamalera B pada tahun 2016 lalu dan awalnya jaringan telepon bisa diakses dengan lancar.

Namun, sejak dua tahun terakhir ini, jaringan telepon tidak lagi berfungsi.

Baca juga: Cuaca Buruk, 3 Rute Pelayaran di NTT Tutup Sementara

"Kami ini diagung-agungkan di mana-mana bahkan ke tingkat internasional tapi hidup kami masih seperti di zaman dulu. Kami juga malu jika ada tamu yang berkunjung ke daerah kami," ujar dia.

Dia pun berharap pihak Telkomsel dan Kementerian Komunikasi dan Informatika bisa membantu memperbaiki jaringan telepon tersebut.

"Apalagi kalau Menteri Kominfonya bapak Johnny Plate ini orang NTT, jadi tolonglah kami diperhatikan," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com