Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Mau Merepotkan Anak Angkat, Kakek Ini Tinggal di Bekas Kandang

Kompas.com - 19/06/2020, 17:44 WIB
Putra Prima Perdana,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com- Seorang pria tua yang dikenal dengan panggilan Abah Elom, adalah warga Kampung Legok Barong, Desa Pusaka Mulya, Kecamatan Kiara Pedes, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Abah Elom memilih tinggal di gubug kayu reyot di belakang rumah anak angkatnya.

Keadaan dan kondisi hidup Abah Elom sempat diunggah di dalam akun Facebook Wakil Ketua Komisi IV DPR Dedi Mulyadi.

Baca juga: Warga 2 Kampung Mengungsi karena Takut Rapid Test, Ini Sebabnya

Mantan Bupati Purwakarta tersebut menyempatkan diri untuk melihat keadaan Abah Elom dengan datang langsung ke gubug reyot tersebut.

Sebab, menurut informasi yang diterima Dedi, Abah Elom selama ini tinggal di bekas kandang domba.

Setelah ditelusuri, Abah Elom ternyata memilih tinggal di gubug reyot lantaran tidak mau menyusahkan anak angkatnya.

"Dari dulu saya enggak mau tinggal di rumah anak, enggak mau ngerepotin. Ripuh berantem terus, anaknya laki-laki semua," kata Abah Elom kepada Dedi Mulyadi.

Baca juga: Bertemu Prabowo, Ini yang Dibicarakan Gubernur Babel

Abah Elom mengatakan, gubug tersebut dimanfaatkan pada siang hari untuk istirahat setelah bekerja di kebun singkong yang dia garap.

"Setiap hari ngored (berladang) saja. Tapi kalau malam kadang tidur di dalam rumah (anak angkat)," tutur dia.

Melihat keadaan Abah Elom, Dedi Mulyadi justru memuji semangat Abah Elom yang tidak mau menyusahkan anak angkatnya.

"Yang utamanya Abah punya semangat kerja, Abah tidak mau bergantung pada anaknya. Dia punya rasa malu dan memilih tinggal sendiri, punya sikap yang hebat dan patut dihargai," kata Dedi.

Baca juga: Klaster Baru di Riau, 7 Karyawan BRI Pekanbaru Positif Covid-19

Sebagai bentuk rasa simpati terhadap semangat Abah Elom, Dedi memberikan bantuan uang tunai.

Dia meminta agar uang tersebut dimanfaatkan untuk memperbaiki gubug reyot itu, agar lebih nyaman untuk dijadikan tempat tinggal.

"Karena abahnya sukanya di sini, biar gubugnya dibuat agak lebih tinggi, jadi abah tinggal di sini, masak di sini, ke kebon nyaman, biar tidak jadi dongeng Abah tidur di kandang domba," kata Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com