Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Air akibat Kemarau di Batam, Ini yang Dilakukan Pemerintah

Kompas.com - 19/06/2020, 16:03 WIB
Hadi Maulana,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Pulau Batam saat ini sedang mengalami kemarau berkepanjangan yang dimulai sejak 2018. Air baku yang tertampung di waduk-waduk jumlahnya mulai menurun.

Penurunan tinggi muka air di waduk ini juga terkait dengan tingginya kebutuhan air bersih, baik untuk masyarakat maupun kawasan industri.

Curah hujan rata-rata yang turun di Batam juga mengalami penurunan, yaitu dari rata-rata 2.200-2.400 milimeter menjadi 1.800 milimeter, sehingga sangat berdampak terhadap ketahanan waduk dalam menyediakan air baku sesuai dengan kapasitas desainnya.

Baca juga: Tren Positif Kasus Corona di Batam, 111 Orang Sembuh

Badan Pengusahan (BP) Batam bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tengah melakukan usaha untuk menambah volume air baku di Pulau Batam.

Untuk pertama kalinya, wilayah Batam menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan untuk mengisi cadangan air Waduk Duriangkang yang menopang kebutuhan air baku Batam.

Kepala BP Batam yang juga Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengatakan, pada dasarnya hujan buatan merupakan aplikasi dari suatu teknologi.

Hal ini dilakukan untuk berbagai tujuan, seperti menambah curah hujan, mengurangi hujan es dan mengurangi kabut.

Namun, di Indonesia TMC biasanya digunakan untuk mengisi waduk, membasahi lahan gambut, memadamkan kebakaran hutan dan lahan atau mengurangi curah hujan penyebab banjir.

“Di Batam, TMC digunakan untuk menambah volume air hujan agar dapat mengisi waduk-waduk yang ada di Pulau Batam,” kata Rudi melalui keterangan tertulis, Jumat (19/6/2020).

Baca juga: Klaster KKP Batam, Total 8 Petugas Terjangkit Virus Corona

Ia mengatakan, kegiatan ini dimulai dari 11 Juni 2020 hingga sebulan ke depan.

Ia juga berharap dengan adanya kerja sama ini dapat menyelesaikan permasalahan air baku di Batam.

“Tentunya kami mengharapkan kerja sama ini dapat menyelesaikan permasalahan air baku di Batam, sehingga suplai air tidak terganggu dan suatu waktu proses air di Batam bisa sempurna,” kata Rudi.

Sebelumnya pada 8 Mei 2020 telah dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman antara Kepala BP Batam dengan BPPT.

Kemudian dilanjutkan dengan perjanjian kerja sama antara Direktur Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan dengan Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, penerapan TMC adalah upaya untuk mempercepat turunya hujan.

Menurut dia, BPPT sangat mendukung semua upaya ini, karena pada akhirnya tugas BPPT melakukan pengkajian dan penerapan teknologi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dalam sepekan terakhir, BP Batam dan BPPT melaksanakan penerapan teknologi modifikasi cuaca.

Tim BB TMC BPPT menggunakan pesawat Piper Cheyenne II. Kemudian untuk inisiasi di awan menggunakan Flare Hygroskopic ICE Chrystal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com