Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPDB Jateng, Ratusan Orangtua Calon Siswa Komplain ke Posko Pengaduan

Kompas.com - 19/06/2020, 15:25 WIB
Riska Farasonalia,
Khairina

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Ratusan orangtua calon peserta didik mengeluhkan berbagai kendala yang dihadapi saat pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk jenjang SMA dan SMK Negeri Jateng.

Sejak dibukanya pelaksanaan PPDB pada 17 Juni 2020 lalu, mereka berbondong-bondong mendatangi kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah melakukan komplain karena kesulitan mendaftar PPDB yang digelar secara online tersebut.

Disdikbud Jateng pun telah membuka posko layanan konsultasi dan pengaduan bagi calon peserta didik atau orangtua untuk membantu memudahkan mereka melakukan proses pendaftaran PPDB dan mendapatkan informasi secara detail.

Baca juga: KK Domisili Belum Di-update Disdukcapil, Calon Siswa Gagal Daftar di PPDB Jateng

Panitia Posko Layanan PPDB Disdikbud Jateng Ulfa Madiana mengatakan, sejak dibukanya pendaftaran pada 17 Juni lalu, hingga saat ini sudah terdapat sekitar 400 orang yang datang ke posko untuk berkonsultasi terkait kendala yang dihadapi saat pelaksanaan PPDB berlangsung.

"Sejak tiga hari lalu sudah ada sekitar 300- 400 orang yang datang langsung ke kantor untuk mengadu soal berbagai keluhan yang dialami. Mereka masih bingung terkait informasi detail soal persyaratan dan kendala teknis yang terjadi saat mendaftar PPDB," jelas Dian, panggilan akrabnya saat ditemui, Jumat (18/6/2020).

Lebih lanjut, Dian menjelaskan sebagian besar orangtua calon peserta didik mengeluhkan soal Kartu Keluarga (KK) atau Surat Keterangan (SK) domisili, zonasi dan afirmasi untuk siswa miskin atau anak tenaga kesehatan.

"Rata-rata yang dikeluhkan mereka antara lain KK, SK domisili, zonasi dan afirmasi. Ada juga soal dampak pemekaran wilayah yang mempengaruhi zonasi. Lalu soal jalur prestasi. Di juknisnya yang otomatis lolos itu yang juara satu prestasi untuk lomba berjenjang. Kalau non berjenjang dapatnya poin yang dimasukan ke nilai siswa," ujarnya.

Menurutnya, masih banyak pendaftar yang nekat memasukan data nomor KK ganda ke dalam formulir pendaftaran.

"Ada potensi kecurangan yang mengarah ke situ. Banyak yang double KK. Mereka cuma ganti tanggalnya saja. Tapi kami kan tugasnya cuma merekam datanya. Berapa banyak yang curang itu nanti ketahuannya di sekolah," terangnya.

Selain itu, lanjut dia jumlah komplain yang diterimanya dari sambungan telepon juga naik drastis.

Di hari ketiga PPDB, pihaknya sudah menerima 500 lebih komplain dari orangtua calon peserta didik.

"Yang aduan dari telepon malah naik dua kali lipat. Sekitaran 500 lebih yang melayangkan komplain ke pos layanan PPDB Disdikbud," ungkapnya.

Baca juga: PPDB Jateng, Anak Tenaga Kesehatan yang Tangani Corona Bisa Daftar Jalur Khusus

Setiap hari pihaknya dibantu 50 petugas dan 25 personel tim teknis untuk menampung ragam komplain dari orangtua calon peserta didik.

Sedangkan, keluhan yang dialami calon siswa atau orangtua pada hari pertama pelaksanaan PPDB lalu yakni kesulitan melakukan verifikasi Nomor Induk Kependudukan (NIK) disebabkan karena kuota pendaftar jumlahnya membludak.

Sementara, kuota yang disediakan jumlahnya terbatas hanya 300.000 orang.

Kendati demikian, dia memastikan kejadian tersebut tidak akan menjadi kendala lagi karena saat ini jumlah kuota sudah ditambah menjadi 1 juta orang setiap hari.

"Mungkin masih beranggapan pendaftarannya cepat-cepatan. Padahal kan tidak. Jadi tidak perlu buru-buru," ujarnya.

Kepada masyarakat yang menemui kendala dalam proses pendaftaran PPDB, diminta berkonsultasi ke posko layanan informasi dan pengaduan PPDB di kantor Disdikbud Jateng.

Selain itu, pihaknya juga menyediakan layanan melalui sambungan telepon dengan nomor hotline (024) 86041265.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com