Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

500 TKA China Datang ke Sultra, PT VDNI: Gunakan Visa Kerja, Mereka Tenaga Ahli

Kompas.com - 19/06/2020, 12:54 WIB
Kiki Andi Pati,
Khairina

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS.com- Pihak manajemen PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) membantah pernyataan Ketua DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) Abdurrahman Saleh yang menyatakan bahwa 50 Tenaga Kerja Asing (TKA) yang akan datang ke Kabupaten Konawe menggunakan visa kunjungan.

External Affair Manager PT VDNI Indrayanto menjelaskan, 500 TKA China yang akan datang ke Sultra menggunakan visa kerja, bukan visa kunjungan seperti yang dituduhkan pimpinan DPRD Sultra.

“Mereka, 500 TKA China adalah tenaga ahli, yang sudah mendapatkan dokumen Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) dari Kemenaker, persetujuan telex visa dari Dirjen Imigrasi, dan menggunakan visa 312 atau visa kerja dan bukan 211 visa kunjungan seperti yang dituduhkan,” terang Indrayanto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/6/2020).

Baca juga: Polda Sultra Siap Mengamankan Kedatangan 500 TKA China

Ia mengaku bahwa pihak perusahaan sangat berhati-hati dalam memenuhi prosedur mendatangkan 500 TKA China, yang direncanakan akan datang secara bertahap.

Dijelaskannya, 500 TKA China yang akan didatangkan itu merupakan tenaga ahli yang juga tenaga kerja kontraktor yang bertugas untuk memasang alat untuk pengerjaan smelter.

Menurutnya, setelah selesai pemasangan alat dan smelter siap beroperasi, maka yang akan mengambil alih pengoperasiannya adalah tenaga kerja Indonesia yang telah disekolahkan oleh pihak perusahaan ke China.

“Mereka itu tenaga kontraktor dari China yang punya skill tersendiri. Mereka ini juga yang akan memberi petunjuk tentang bagaimana mengoperasikan dan bagaimana menghemat listrik,” terangnya.

Indrayanto menambahkan bahwa saat ini memang putra-putri Indonesia belum ada pendidikan ke arah sana, karena ini baru.

"Nantinya, 500 TKA ini akan kembali setelah 3 bulan, paling lama 6 bulan, sesudah selesai pemasangan alatnya,” terangnya.

Sebelumnya, Indrayanto menjelaskan alasan kedatangan 500 TKA China ke Sultra ini bertujuan untuk mengerjakan 33 tungku smelter milik PT OSS, join operasional dengan PT VDNI, dan nantinya akan membutuhkan 3.000 lebih karyawan lokal untuk bekerja.

Indrayanto mengatakan, 500 TKA  asal China itu merupakan tenaga teknis dan bekerja secara temporer secara bergantian dan bukan untuk waktu yang lama.

Mereka adalah tenaga ahli untuk memasang alat pada tungku smelter, untuk produksi dan mempertahankan operasional di lapangan.

Saat ini, kata Indrayanto, sebagian pembangunan terpaksa diberhentikan sementara karena kurangnya tenaga ahli.

"Jadi 500 TKA itu adalah sebagian besar karyawan (dari pihak) kontraktor yang mempunyai skill untuk memasang alat produksi. Setelah mereka melakukan pemasangan, mereka akan kembali lagi ke Tiongkok," terangnya.

Baca juga: Izinkan 500 TKA China Bekerja di Konawe, Gubernur: Dukung Investasi di Sultra

“Namun dengan pertimbangan terbitnya Permenhub Nomor 25 tahun 2020 serta permintaan dari instansi terkait untuk menunda rencana tersebut, maka pada tanggal 24 April 2020, perusahaan memutuskan untuk menunda kedatangan TKA tersebut," tegasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, kedatangan 500 TKA China ini sangat dinanti oleh ribuan calon pekerja lokal yang telah dinyatakan lulus dalam seleksi penerimaan karyawan di perusahaan pemurnian nikel tersebut .

"Jika 500 TKA China sampai tidak jadi didatangkan, maka sebanyak 3.000 lebih tenaga kerja lokal terancam kehilangan pekerjaannya," kata Indrayanto melalui pers rilisnya kepada Kompas.com, Senin (11/5/2020).

Namun demikian, lanjutnya, pihak perusahaan tidak mau terburu – buru dan tetap menghormati keputusan yang diambil Pemerintah Provinsi Sultra dan Pemerintah Kabupaten Konawe untuk menunda kedatangan 500 TKA China, sampai situasi tanggap darurat dicabut oleh pemerintah pusat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com