Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Anjuran Pelaksanaan Shalat Jumat New Normal Versi DMI

Kompas.com - 19/06/2020, 10:10 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengeluarkan surat edaran yang mengatur tata cara Shalat Jumat pada masa transisi menuju new normal.

Salah satunya adalah pelaksaan Shalat Jumat dua gelombang dengan aturan ganjil genap berdasarkan nomor ponsel jemaah.

Saat berkunjung di Surabaya beberapa waktu lalu, Ketua Umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia Jusuf Kalla mengungkapkan sejumlah pertimbangan terkait alasan pihaknya menerbitkan surat edaran tersebut.

Baca juga: DMI Buat Aturan Shalat Jumat Bergelombang, Wali Kota Bekasi: Lebih Efektif 1 Gelombang

Ia menyebut aturan ganjil genap diterbitkan setelah pihaknya memantau pelaksanaan Shalat Jumat di sejumlah daerah dalam dua pekan terakhir.

“Banyak masjid yang (jemaah) salat di jalan karena penuh, hal itu sangat berbahaya karena bisa saja di jalan ada orang batuk atau meludah kemudian jamaah salat di jalan maka sajadahnya bisa menular,” ujar Jusuf Kalla saat ditemui di Surabaya dilansir dari Kompas TV.

Baca juga: Physical Distancing Berdampak pada Penurunan Daya Tampung Masjid, Ini Usul DMI

Berikut 4 aturan Shalat Jumat new normal versi DMI:

1. Menjaga jarak minimal satu meter

Sejak dibukanya kembali masjid pada 5 Juni 2020, DMI mengevaluasi pelaksaan Shalat Jumat. Salah satunya adalah setiap jemaah menjaga jarak minimal satu meter, menjaga kebersihan dengan teratur dengan disinfektan yang sebagian telah dibagikan oleh pengurus pusat DMI.

2. Sediakan plastik dan tikar alas

Untuk masjid yang memiliki keterbatasan ruang shalat dan memiliki halaman yang dapat digunakan untuk shalat, diminta menyiapkan plastik dan tikar alas untuk sajadah.

Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi ketentuan jaga jarak dan shaf (barisan) lebih teratur.

Baca juga: DMI Atur Shalat Jumat Ganjil-Genap, MUI Sebut Tak Kenal Cara Tersebut

3. Dua gelombang

Umat Islam menjaga jarak saat mendengarkan khutbah shalat Jumat di Masjid Pusdai, Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/6/2020). Masjid Pusdai mulai menggelar pelaksanaan ibadah shalat jumat berjamaah dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat menjelang penerapan tatanan hidup normal baru di tengah pandemi COVID-19.ANTARA FOTO/M AGUNG RAJASA Umat Islam menjaga jarak saat mendengarkan khutbah shalat Jumat di Masjid Pusdai, Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/6/2020). Masjid Pusdai mulai menggelar pelaksanaan ibadah shalat jumat berjamaah dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat menjelang penerapan tatanan hidup normal baru di tengah pandemi COVID-19.
Untuk masjid yang jemaahnya banyak dan membludak di jakan, dianjurkan melaksanakan Shalat Jumat dalam dua gelombang,

Gelombang pertama pada pukul 12.00 dan gelombang kedua pada pukul 13.00.

Agar teratur, jika Shalat Jumat bertepatan dengan tanggal ganjil (contoh 19 Juni), maka jemaah yang memiliki nomor ponsel ganjl, ikut gelombang pertama.

Sedangkan jemaah yang memiliki nomor ponsel genap, maka ikut gelombang kedua.

Begitu juga sebaliknya. Jika Shalat Jumat jatuh di tanggal genap, maka pemilik ponsel dengan nomor genap akan shalat di gelombang pertama. Dan pemilik nomor ganjil akan shalat di gelombang kedua.

Baca juga: DMI Atur Shalat Jumat 2 Gelombang Berdasarkan Ganjil Genap Nomor Ponsel, Begini Cara Menentukannya

4. Sesuai dengan lantai gedung bertingkat

Sementara itu untuk Shalat Jumat di kantor atau gedung bertingkat, DMI menganjurkan shalat dilaksanakan berdasarkan pengaturan lantai.

DMI mencontohkan jika gedung 20 lantai, maka Shalat Jumat gelombang pertama adalah jemaah dari lantai satu hingga sepuluh. Sedangkan gelombang kedua Shalat Jumat adalah jemaah dari lantai 11 hingga 20.

Sementara itu Sekretaris Jenderal DMI Imam Addaruquthni mengatakan, aturan ini untuk menjawab kebingungan para takmir masjir masjid.

Baca juga: Cegah Covid-19, DMI Tegaskan Jarak Antarjemaah Saat Shalat Minimal 1 Meter

Usulan aturan itu, kata dia, datang dari Ketua Umum DMI Jusuf Kalla.

"Untuk menyelamatkan jemaah dari risiko yang berbahaya, maka Pak JK memikirkan lebih detail lagi. Itu saja," kata dia.

Ia menjelaskan jika ada jemaah yang memiliki dua nomor ponsel dengan akhiran ganjil dan genap, Imam mengatakan masjid akan menyerahkan pada jemaah tersebut untuk memilih salah satu nomor.

"Dipilih saja. Tidak mungkin dua-duanya dia pakai atau ikut dua gelombang sekaligus ya tidak mungkin. pakai satu saja," ujar Imam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com