“Sampai sekarang tidak pernah kirim satu orang pun ke rumah sakit rujukan. Kita masih benar-benar zero. Mudah-mudahan tak akan pernah ada yang dikirim lah dari Samosir ini,” kata dia.
Baca juga: Banyumas Masuk Zona Hijau, Bupati: Tetap Waspada
Rapidin Simbolon mengaku sempat ada penolakan dari warga terkait keputusan strategis yang diambil salah satunya menutup tempat wisata selama pandemi.
Penolakan itu muncul karena Samosir adalah daerah wisata yang banyak didatangi wisatawan baik domestik ataupun internasional.
Untuk itu pihaknya sangat berhati-hati menyikapi rencana new normal. Saat ini Rapidin mengatakan sedang membahas regulasi untuk wisatawan yang dayang ke Samosir.
Hotel, obyek wisata maupun tempat lainnya akan membuat perlakuan berbeda.
Baca juga: Tegal dan Rembang Mungkinkan Buka Sekolah dengan Syarat Ketat di Zona Hijau
“Memang sempat ada penolakan, banyak banget. Tapi ini kami didukung TNI dan Polri, sehingga masyarakat akan berpikir dua kali. Tapi kalau mau konsisten dengan kesehatan ya harus begitu. Tidak ada ampun. Ada beberapa kapal dipulangkan langsung,” kata Rapidin.
Terkait keputusan yang diambil, Rapidin mengaku banyak warga yang mempertanyakan dasar hukumnya.
Namun ia menekankan keputusan yang diambil bukan tanpa pertimbangan.
“Kalau sekarang misalnya ada yang mau bertugas ke Samosir, harus rapid test dulu. Banyak proyek di Samosir yang pekerjanya dari luar. Tapi kita sepakat harus rapid test dulu pekerjanya. Kalau reaktif, kita tak ada toleransi, pulang," kata Rapidin.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dewantoro | Editor: Abba Gabrillin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.