Situs PPDB Jateng "Lemot", Orangtua Calon Siswa Resah

SALATIGA, KOMPAS.com - Orangtua calon siswa resah karena akses pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online tidak lancar.

Bahkan, akses sempat terhenti hingga lebih dari satu jam.

Menurut Yunita Herawati, warga Salatiga, dia berniat mendaftarkan anaknya ke SMA Negeri 3 Salatiga.

Baca juga: PPDB Jateng Dibuka Hari Ini, Simak Syarat dan Tata Cara Pendaftarannya

Semua syarat sudah dipersiapkan untuk mendaftar pada hari pertama.

"Pendaftarannya di awal sudah bisa, sudah bisa masuk ke beberapa form pengisian. Namun saat akan diverifikasi malah berhenti dan sudah lebih dari satu jam tidak ada pergerakan," jelas Yunita saat dihubungi Rabu (17/6/2020) sekitar 11.30 WIB.

Yunita mengaku mendaftarkan anaknya melalui jalur zonasi.

"Pilihan utama di SMA Negeri 3 Salatiga karena secara jarak dekat dengan rumah dan termasuk sekolah favorit," ungkapnya.

Menurutnya, karena kondisi tersebut dia hanya bisa pasif menunggu. Terlebih, ada ketakutan kalau mencabut berkas, akan disusul oleh calon siswa lain.

Baca juga: Link, Syarat dan Cara Pendaftaran PPDB SMA-SMK Jateng 2020

Selain itu, dia enggan harus mengisi formulir pendaftaran dari awal lagi.

"Terus terang saya termasuk gaptek, kurang mengerti mengenai alur pendaftaran secara online ini. Apalagi sosialisasi mengenai tata cara pendaftaran kurang tersosialisasi, saya sebagai orangtua terus terang khawatir kalau anak saya tidak dapat sekolah sesuai keinginannya," papar Yunita.

Keresahan tersebut, lanjutnya, tidak hanya dialaminya. Orangtua lain juga merasa panik dengan kondisi tersebut.

"Mau mengadu ke mana juga bingung, akhirnya ibu-ibu saling berkeluh-kesah di grup WhatsApp, saling bercerita mengenai problem pendaftaran ini," kata Yunita.

Baca juga: Ganjar Ingatkan Orangtua agar Tak Palsukan Data Saat Daftar PPDB: Nanti Dicoret

Orangtua lain, Dhinar Sasongko, menyampaikan pada hari pertama ini melakukan pendaftaran pada 08.00 WIB dan baru selesai sekitar 11.30 WIB.

"Penerimaan saat ini cukup bagus untuk online karena waktu penerimaan yang panjang. Namun soal zonasi, kita kaget karena yang dihitung ternyata jarak dari balai desa ke sekolah tujuan. Jadi meski rumah anak saya cuma 1,7 kilometer dari sekolah, munculnya tetap 2.2 kilometer. Semoga masih bisa lolos," jelasnya.