Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garuk Sampah, Gerakan Anak Muda yang Tak Ingin Yogyakarta Penuh Sampah Visual

Kompas.com - 17/06/2020, 06:56 WIB
Wijaya Kusuma,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com- Sejumlah pemuda di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menaiki tangga untuk menggapai tali-tali plastik yang terpasang di tiang listrik.

Tali sisa spanduk iklan yang dianggap jumlahnya sudah terlalu banyak dan mengganggu pemandangan satu demi satu mereka turunkan.

Para pemuda ini tergabung dalam komunitas Garuk Sampah.

Baca juga: Penyelundupan 2.300 Ekor Burung Ciblek dan Gelatik Batu dari Medan ke Yogyakarta Digagalkan

Seperti namanya, kegiatan yang diinisiasi anak-anak muda ini bergerak untuk membersihkan ruang-ruang publik dari sampah.

Gerakan yang tercetus pada 2014, awalnya hanya membersihkan kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta, dari sampah visual.

Karena anggota komunitas Garuk Sampah makin banyak, daerah yang mereka bersihkan makin luas.

"Setelah Kita lama di Yogya, Kita melihat Sleman ternyata banyak sampahnya, terutama sisa-sisa tali spanduk," kata Koordinator Garuk Sampah, Bekti Maulana (23), saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/06/2020).

Baca juga: Demi Kurangi Sampah Organik, Kota Tangerang Pelihara Lalat Tentara Hitam

Menurutnya, dahulu Garuk Sampah hanya sebatas untuk membersihkan kawasan wisata, jalan-jalan dan taman-taman kota.

Kemudian, pada 2016, mereka mulai membersihkan sampah-sampah iklan.

"Sampah iklan ini dianggap sebagai hal yang wajar, ditempel di mana-mana, (masyarakat) menganggapnya bukan sebuah masalah," tuturnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com