Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

300 Pasien Positif Covid-19 Meninggal di Surabaya Disertai Penyakit Penyerta, 64 Persennya Perempuan

Kompas.com - 16/06/2020, 22:05 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, sebagian besar pasien Covid-19 di Surabaya meninggal disertai dengan penyakit penyerta (komorbid).

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mencatat, data kumulatif hingga 15 Juni 2020, jumlah pasien positif Covid-19 meninggal dunia sebanyak 328 orang.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 300 orang meninggal disertai dengan komorbid sementara 28 orang meninggal murni karena Covid-19.

"Penyakit penyerta yang tertinggi itu diabetes mellitus (DM), hipertensi, komplikasi DM dan hipertensi, serta penyakit jantung," kata Febria, saat di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Jalan Sedap Malam Surabaya, Selasa (16/6/2020).

Baca juga: Dokter di Madura dan Orangtuanya Meninggal karena Corona, Istri dan Bayi Positif

Febria merinci, untuk DM tanpa komplikasi itu terdapat 57 kasus. Sedangkan DM dengan komplikasi ada 62 kasus dan mereka rata-rata telah memasuki usia lanjut.

Sedangkan persentase pasien positif Covid-19 yang meninggal, yakni laki-laki 52,13 persen dan perempuan 55-64 persen.

"Jadi, mereka harus berhati-hati, DM nya harus terkontrol, hipertensinya harus terkontrol. Kalau bisa mereka isolasi di rumah sendiri, tidak keluar kalau tidak penting, apalagi yang usianya sudah lansia," kata Febria.

Sementara itu, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD dr Soewandhie Surabaya, dr Mulyadi mengutarakan, pasien Covid-19 di Surabaya sebagian besar meninggal disertai dengan penyakit dalam.

Penyakit dalam yang tertinggi didominasi penyakit T2DM (Type 2 diabetes mellitus), kemudian hipertensi dan jantung.

"Jadi, pasien Covid-19 banyak meninggalnya karena pneumonia ARDS (acute respiratory distress syndrome). Nah, peningkatan jumlah pneumonia itu berbarengan dengan jumlah komorbid diabetes,” kata Mulyadi.

Ia menyebut, data kumulatif hingga 9 Juni 2020 di RSUD dr Soewandhie Surabaya, persentase penyakit penyerta pada pasien Covid-19 yang dirawat, ada sekitar 23 persen disertai dengan T2DM.

Kemudian, 17 persen dengan hipertensi dan 8 persen penyakit jantung.

"Jadi, orang yang meninggal ataupun yang sakit dengan Covid-19 itu kebanyakan dengan komorbid. Selain diabetes, ada darah tinggi (hipertensi) dan penyakit jantung," ujar dia.

Mulyadi menuturkan, T2DM ini biasanya dominan menyerang kepada mereka yang sudah berumur 30 tahun ke atas atau lansia.

Baca juga: Kepada Menko PMK, Risma Ungkap Cara Mengatasi Penyebaran Covid-19 di Surabaya

Orang yang sebelumnya memiliki T2DM justru lebih rentan terkena Covid-19. Sebab, sebelum terkena Covid-19, imun tubuh orang tersebut sudah menurun.

"Setiap pasien yang meninggal dengan Covid-19 dengan pneumonia pasti dia juga ada diabetesnya. Banyak penyebab kematian adalah pneumonia, tapi kita lihat komorbidnya adalah paling banyak diabetes, jadi berbarengan," ujar dia.

Mulyadi menyebut, daya tahan tubuh orang yang memiliki diabetes ini tidak sebagus dengan orang biasa.

Untuk itu, di masa pandemi saat ini, ia menyarankan kepada orang yang memiliki riwayat tersebut agar minum obat secara teratur, tetap menggunakan masker, jaga jarak dan rajin mencuci tangan.

"Karena orang punya diabetes itu daya tahan tubuhnya tidak sebagus orang normal. Apalagi kalau sudah lansia itu lebih baik stay at home. Tidak keluar rumah kalau tidak perlu. Namun, jika keluar tetap jaga jarak, menggunakan masker dan cuci tangan," tutur dia.

Dokter Spesialis Paru RSUD dr Soewandhie Surabaya, dr Susaniwati, Sp.P menambahkan, orang yang sebelumnya memiliki sakit paru seperti asma juga lebih rentan jika sampai terjangkit Covid-19.

Baca juga: 175 Tenaga Medis Positif Covid-19 di Jatim, Paling Banyak di Surabaya

"Selama ini, pasien paru saya kebanyakan yang sudah tua. Makanya saya berpesan agar tidak keluar jika tidak penting dan lebih menjaga diri,” kata Susaniwati.

Untuk mencegah dan menghindari penularan Covid-19, hanya bisa dilakukan jika orang tersebut mau benar-benar disiplin.

Caranya rajin mencuci tangan, pakai masker, jaga jarak, serta tidak menyentuh area wajah sebelum mencuci tangan.

"Untuk mencegahnya kita harus benar-benar disiplin. Bagi yang rentan atau punya penyakit, maka dia juga harus mengurangi paparan seperti tidak keluar rumah jika tidak penting," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com