Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepada Menko PMK, Risma Ungkap Cara Mengatasi Penyebaran Covid-19 di Surabaya

Kompas.com - 16/06/2020, 19:12 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memaparkan cara memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhajir Effendy, di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Selasa (16/6/2020).

Saat itu, Risma menjelaskan bahwa setelah PSBB tidak diperpanjang, ia langsung menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwali) Surabaya Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru pada kondisi pandemi Covid-19.

Dalam Perwali tersebut, dijelaskan secara detail tentang berbagai protokol kesehatan yang harus dijalankan oleh warga Kota Surabaya.

"Dalam Perwali itu, sangat detail Pak, tentang protokol kesehatan yang harus dijalankan oleh warga di berbagai bidang. Saya yakin kalau itu semua bisa diterapkan dengan baik, kami yakin akan bisa memutus mata rantai penyebaran Covid-19 ini," kata Risma, kepada Menko PMK Muhajir di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Selasa.

Baca juga: Dokter di Madura dan Orangtuanya Meninggal karena Corona, Istri dan Bayi Positif

Dalam kesempatan itu, Risma menngakui data terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Surabaya memang tinggi.

Namun, menurut Risma, tingginya kasus Covid-19 di Surabaya lantaran pihaknya masif menggelar rapid test dan tes swab massal gratis di berbagai titik di Kota Pahlawan.

Menurutnya, tes massal ini sangat penting untuk mencari dan melacak siapa saja yang terkena Covid-19 atau yang sudah aman.

Sampai hari ini, tes Covid-19 massal masih berlangsung dan telah dilakukan selama 19 hari.

"Jadi, kami memang mencari Pak. Sebab, kalau tidak kami cari, orang-orang yang terkena virus itu akan tambah bahaya," ujar Risma.

Risma juga bersyukur karena mendapat bantuan mobil laboratorium dari Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Dengan bantuan ini, setiap hari selalu ada rapid test dan tes swab massal di Kota Surabaya.

Warga pun disebut sangat antusias mengikuti tes ini karena gratis dan apabila diketahui reaktif langsung ditangani lebih lanjut.

"Bagi warga yang rapid test-nya reaktif, langsung kami tes swab. Nah, sembari menunggu hasil tes swabnya itu, mereka kami isolasi di hotel atau di Hotel Asrama Haji bagi yang tidak menunjukkan gejala. Sedangkan bagi warga yang tes swabnya positif dan sudah menunjukkan gejala, langsung kami rawat di rumah sakit," kata Risma.

Di samping itu, Risma menuturkan sejak awal Pemkot Surabaya sudah masif melakukan tracing dan pengelompokan atau klaster terkait pasien Covid-19.

Dengan demikian, saat ini bisa diketahui orang-orang yang berstatus OTG, ODP, PDP, dan konfirmasi Covid-19.

Saat ini, data tersebut sudah dikantonginya, termasuk data-data tracingnya sejak awal hingga saat ini.

Baca juga: Letkol TNI Gadungan Ditangkap Bersama Pacarnya Saat Hendak Menipu

"Alhamdulillah, sampai hari ini tidak keluar dari data kami. Biasanya, pertambahan positif itu berasal dari ODP atau PDP yang baru keluar swabnya dan ternyata positif, dan itu sudah kami pantau," tutur Risma.

Risma mengaku sampai saat ini gencar membentuk Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo dan agar masyarakat juga berpartisipasi dan berperan aktif menekan penyebaran Covid-19.

Bahkan, ia juga sudah berkoordinasi dengan Polres Tanjung Perak dan Polrestabes Surabaya untuk terus memasifkan pembentukan kampung tangguh hingga ke tingkat RW se-Kota Surabaya.

Meskipun hingga saat ini sudah ada sebanyak 1.340 kampung yang sudah membentuk kampung tangguh tersebut.

"Jadi, kami terus menciptakan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo ini untuk menjaga supaya penyebarannya bisa terhambat di tingkat bawah. Kalau ini maksimal di tingkat bawah, saya yakin bisa menghambat penyebarannya," kata Risma.

Risma juga menjelaskan tentang protokol kesehatan yang telah diterapkan di berbagai bidang sesuai landasan Perwali Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru pada kondisi pandemi Covid-19.

Ia menuturkan, di pasar sudah dilakukan penataan, termasuk pula di mal, hotel, tempat ibadah, transportasi dan berbagai bidang lainnya.

"Jadi, kami ada kampung tangguh, mal tangguh, tempat ibadah tangguh, pasar tangguh dan berbagai bidang lainnya. Ini penting supaya warga ikut sadar dan bersama-sama melawan Covid-19 ini," kata Risma.

Baca juga: 175 Tenaga Medis Positif Covid-19 di Jatim, Paling Banyak di Surabaya

Mendengar penjelasan Risma, Menko PMK Muhajir Effendy menyuruh salah satu stafnya untuk meminta kepala daerah lain di Indonesia, khususnya kepala daerah yang di wilayahnya itu banyak kasus Covid-19 bisa belajar kepada Risma.

"Suruh belajar ke sini mereka (Bupati atau Wali Kota yang daerahnya banyak kasus Covid-19) biar tahu," kata Muhajir.

Saat itu, Muhajir juga meminta salah satu staf Risma untuk menyusun pemaparan Risma lebih detail dan lebih akurat. Tujuannya, agar semua orang bisa menerapkannya dengan baik.

"Supaya semua upaya yang telah dilakukan oleh Ibu Risma bersama jajarannya itu bisa dipelajari oleh semua orang," ujar Muhajir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com