Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Satu Keluarga di Solo 5 Tahun Tinggal di Bekas Gudang Es, Tak Layak Huni dan Angker

Kompas.com - 16/06/2020, 18:17 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

 

SOLO, KOMPAS.com - Agus Prayitno (35) bersama istri, Kecup Ani Noviyanti (36) dan tiga anaknya yang masih kecil tinggal di bangunan bekas gudang es di kawasan Jajar, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah.

Mereka tinggal di bangunan tak layak huni tersebut sudah sekitar lima tahun atau tepatnya pada akhir 2015. Bangunan berukuran 10 x 6 meter persegi dikelilingi oleh tumbuhan semak belukar.

Tembok bangunan bekas gudang es sudah terlihat lusuh dan berjamur karena dimakan usia. Begitu juga dengan kondisi atapnya sudah berkarat dan berlubang.

Bagian pintu bangunan bekas gudang es terbuat dari seng tanpa engsel. Untuk membukanya tidak bisa langsung, harus diangkat terlebih dahulu.

Baca juga: Kisah Saipul, Buruh Penyadap Karet yang Kembalikan Uang BLT

Bangunan ini tidak ada sekat antarruang. Dari dapur, ruang tamu, tempat tidur semuanya menjadi satu. Agus dan keluarga tidur beralas kasur tipis yang diletakkan di lantai.

Agus mengatakan pertama kali menempati bangunan bekas gudang es tersebut sering melihat penampakan hantu.

Selain itu, lanjut Agus, kalau malam hari juga banyak nyamuk karena sekitar bangunan dikelilingi oleh ditumbuhi semak belukar.

"Partama-tama di sini itu sering melihat ada penampakan hantu. Tapi lama-lama sudah terbiasa," kata Agus ditemui Kompas.com di bangunan bekas gudang es, Selasa (16/6/2020).

Agus mengku terpaksa menempati bangunan bekas gudang es karena merasa kasihan dengan ketiga anaknya.

Awalnya, Agus dan keluarga tinggal di sebuah rumah indekos di kawasan Karangasem, Laweyan.

Karena indekos tersebut sama pemiliknya mau dijual, Agus yang saat itu masih menganggur karena belum dapat pekerjaan harus mencari tempat tinggal baru.

Karena keterbatasan ekonomi, Agus akhirnya menempati bangunan bekas gudang es tak layak huni tersebut sebagai tempat tinggal sampai sekarang.

"Cari kerjaan belum dapat. Dari pada tidak dapat tempat tidur mendingan saya dan keluarga menempati bangunan ini. Saya kasihan sama anak-anak. Saya punya anak tiga. Pertama usianya delapan tahun, lima tahun dan 1,5 tahun," terang pria kelahiran tahun 1985 itu.

Bangunan bekas gudang es tersebut menjadi pilihan terakhir karena ia tidak punya biaya untuk tinggal indekos atau mengontrak rumah.

Sebelum menikah tahun 2010, Agus mengaku berprofesi sebagai pengamen dan tinggal di bangunan bekas gudang es tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com