Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat Deteksi Tsunami Teknologi Tinggi Dipasang di 14 Titik Maluku

Kompas.com - 16/06/2020, 17:59 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofosika (BMKG) Stasiun Ambon sepanjang tahun 2020 telah memasang sebanyak 14 alat penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami atau warning receiver system (WRS) generasi terbaru di sejumlah titik di Maluku.

Alat pendeteksi tsunami generasi terbaru bernama WRS NewGen itu di pasang di beberapa titik seperti di Kota Ambon sebanyak tiga unit dan di Kepulauan Tanimbar tiga unit.

Selebihnya di Kabupaten Buru, Buru Selatan, Seram Bagian Barat, Maluku Tengah, Seram Bagian Timur, Maluku Tenggara, Maluku Barat Daya dan Kepulauan Aru, masing-masing satu unit.

Kepala Stasiun Geofisika Ambon, Sunardi menuturkan, WRS NewGen generasi terbaru yang dipasang di 14 titik itu menggunakan teknologi terbaru yang berbeda dengan WRS sebelumnya.

Baca juga: Gempa 7,3 Guncang Maluku Tenggara Barat, Tidak Berpotensi Tsunami

“WRS NewGen merupakan terobosan baru BMKG dalam penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami, karena alat ini akan memberikan informasi gempa secara lebih cepat karena bersifat real time,” kata Sunardi, kepada Kompas.com, Selasa.

Sunardi mengungkapkan, Provinsi Maluku merupakan bagian dari jalur aktif gempa bumi.

Sebab, kondisi fisiografi wilayah Maluku sangat dipengaruhi oleh aktivitas tumbukan tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu Lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik.

Ketiga lempeng tektonik tersebut bertumbukan dan bergerak secara relatif antara satu dengan yang lain, menjadikan wilayah Maluku sebagai salah satu kawasan rawan gempa dan tsunami di Indonesia, bahkan di dunia.

Selain itu, wilayah Maluku memiliki banyak sumber gempa.

Secara umum, Maluku memiliki dua sumber gempa subduksi Laut Banda bagian utara dan laut Banda bagian selatan.

Maluku juga memiliki tidak kurang dari 30 segmentasi sesar aktif dari total 295 segmentasi sesar aktif yang telah terpetakan.

Dia membeberkan hasil monitoring BMKG Stasiun Geofisika Ambon menunjukkan selama periode 2011-2019, rata-rata dalam setahun terjadi gempa sebanyak 1.000 hingga 1.500 kali.

Gempa signifikan dengan magnitudo di atas 5,0 sebanyak 60 kali.

Tidak kurang dari 40 kali kejadian tsunami pernah terjadi di Maluku, salah satunya tsunami pada tahun 1674 di Ambon yang mengakibatkan lebih 2.000 korban jiwa.

Dia menuturkan, dengan potensi gempa dan tsunami yang tinggi di Maluku, BMKG memasang alat WRS NewGen tersebut guna mengantisipasi dampak bencana yang dapat ditimbulkan.

Baca juga: Perahu Tenggelam di Maluku, Dua Penumpang Selamat, Satu Tewas

“Sejak tahun 2008 BMKG sudah memasang sebanyak 275 peralatan WRS termasuk 13 di wilayah Maluku. Namun demikian, mengingat peralatan WRS masih sangat dibutuhkan, maka pada tahun 2020 ini, BMKG memasang WRS generasi terbaru di 315 lokasi termasuk 14 lokasi di Maluku,” ungkap dia.

Dia berharap, dengan terpasangnya WRS NewGen di Maluku, dapat meningkatkan kinerja penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami dengan cepat kepada masyarakat.

“Harapan kami dengan adanya percepatan penyebarluasan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami ini, maka akan dapat mempercepat respons dalam penanganan bencana, sehingga dapat memberikan manfaat nyata dalam menyelamatkan masyarakat Indonesia dari bencana," ujar dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com