Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Kondisi Terburuk Pandemi Covid-19, Blue Bird Pilih Pertahankan 40.000 Karyawan

Kompas.com - 16/06/2020, 06:40 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19, memperlihatkan ketidaksiapan hampir semua sektor usaha. Mereka mengalami penurunan pendapatan, rugi, tutup, dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Salah satu perusahaan yang terkena imbas adalah Blue Bird. Perusahaan berbasis taksi ini mengalami penurunan. Apalagi sejumlah kota memberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Meski demikian, ia tetap mempertahankan 40.000 pegawainya. Ia tetap memberikan tunjangan hari raya (THR) hingga beasiswa kepada anak para pegawai.

“Perusahaan memang lagi susah, tapi banyak yang lebih susah,” ujar Noni dalam Webinar “Returning the Business in the New Normal Situation” Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB), Senin (15/6/2020).

Baca juga: 2 Bulan Tak Beroperasi akibat PSBB, PO Bus NPM Bertahan Tak PHK Karyawan

Noni menjelaskan, salah satu rahasia Blue Bird bisa bertahan adalah mereka memiliki neraca yang sangat kuat. Mereka pun konservatif dalam pengelolaan cashflow.

Selain itu, Blue Bird masih bertahan karena hubungan baik dengan berbagai pihak dan kerja sama yang sudah terjalin.

Strategi bisnis hadapi new normal

Menghadapi new normal atau adaptasi kebiasaan baru (AKB), Blue Bird sudah menyiapkan berbagai strategi bisnis. Dimulai dengan mengoptimalkan the new digital business.

Misalnya mengoptimalkan pembayaran EDC, kode QR, e-voucher, hingga pengiriman barang dengan sentuhan minimum.

“Jadi, kita mengambil barang yang sudah ada dalam box, jadi pengemudi kita tidak memegang produk tersebut,” tutur dia.

Baca juga: Bus Menganggur karena Corona, Primajasa Tetap Gaji Karyawan dan Tak Ada PHK

Kemudian, jaminan kebersihan. Masyarakat saat ini sangat memperhatikan perusahaan-perusahaan yang bisa dipercaya dalam jaminan kebersihan tersebut.

Blue Bird sendiri, pergi dan pulang langsung ke pool. Itu artinya, kebersihan kendaraan lebih terkontrol.

“Kebersihan adalah mata uang baru. Kami memeriksa kesehatan pengemudi, sterilisasi armada, hand sanitizer, jarak mobil, dan lainnya,” ungkapnya.

Selain itu, kolaborasi dengan berbagai pihak. Perusahaan harus bergerak cepat, namun terbatas sumber daya. Untuk itu, ia harus mencari partner yang bisa bergerak bersama dengan biaya rendah.

Langkah lainnya, menciptakan segmen baru. Mulai dari pengalaman e-mobilitas, logistik Blue Bird, logistik, lelang mobil, dan lainnya.

Baca juga: 5.000 Karyawan Tetap Digaji dan Tak Di-PHK Meski Perusahaan Rugi Rp 45 Miliar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com