Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jika Mama Suster Berkenan, Rawat dan Jagalah Bayi Mungil Ini Sampai Besar"

Kompas.com - 15/06/2020, 17:12 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Seorang bayi perempuan ditemukan di dalam kardus di depan Biara/Susteran Santa Skolastika, Jalan Matahari, Kelurahan Oesapa Selatan, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Sabtu (13/6/2020) malam.

Dalam kardus itu, terdapat sepucuk surat yang diduga ditulis orangtua sang bayi. Dalam surat itu tertulis:

Mama suster yang diberkati. Maafkan saya merelakan bayi perempuan mungil ini ke dalam dekapanmu. sejujurnya saya belum siap dan sanggup (mampu) merawat dan membesarkan anak ini. Jika mama suster berkenan, rawatlah, jagalah bayi mungil ini hingga ia besar. Semoga Tuhan yang maha kasih berkenan menenun dia lewat suster yang ajaib karena ia hadir karena cinta. Kami merelakan karena cinta akan hidup dengan kehidupan nya.. Ampunilah saya dan dosa kami mama suster. Tuhan memberkati.

Tertanda : Maria Mercy Wanjuny.

Kasatreskrim Polres Kupang Kota Iptu Hasri Manasye Jaha mengatakan, bayi itu ditemukan biarawati yang tinggal di dalam biara tersebut.

Suara tangis bayi pertama kali didengar Suster Modesta Amsikan (58) yang hendak tidur.

"Awalnya Suster Modesta mengira suara anak kucing namun suara tangis bayi makin kencang," kata Hasri saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/6/2020) petang.

Baca juga: Kisah Ibu Rawat Bayinya yang Positif Covid-19: Tidak Ada Proses yang Mengkhianati Hasil

Suster Modesta sempat ragu melihat ke luar pagar biara. Ia khawatir suara tangisan itu sengaja dilakukan orang iseng dan tak bertanggung jawab yang memiliki niat untuk merampook.

Tapi, suara tangisan itu semakin keras dan membuatnya tak nyaman. Suster Modesta berusaha menelepon suster lain, tapi tak ada jawaban.

Dua rekannya, Suster Skolastika Jenau dan Suster Kristin Maria Nahak telah tidur dan tak mendengar telepon berdering.

Tapi tak berapa lama, Suster Kristin terbangun. Suster Modesta pun mengajaknya mencari asal suara tangisan bayi itu.

Awalnya, kedua suster itu mencari bayi tersebut di aula, kapela, hingga ruang tamu, tapi nihil.

Secara tak sengaja, Suster Kristin Maria Nahak membuka kain jendela dan melihat kardus air mineral.

Surat yang ditemukan dalam kardus berisi bayi di depan biara. ISTIMEWA Surat yang ditemukan dalam kardus berisi bayi di depan biara.

Saat memeriksa isi kardus, keduanya kaget melihat seorang bayi yang menangis.

Bayi perempuan dalam kardus itu mengenakan baju dan celana panjang kuning serta topi.

Terdapat sekotak susu formula, sepasang baju bayi, selembar handuk kecil, kain seloyor, salib kecil tanpa korpus, gelang rosario terbuat dari benang, dan sebuah surat ditulis tangan oleh Maria Mercy Wanjuny yang diduga ibu bayi tersebut.

Kedua suster itu membawa bayi masuk ke dalam biara dan memberinya susu.

Karena tak kunjung diam, mereka membawa bayi itu ke Puskesmas Bonipoi, Kota Kupang, untuk diimunisasi dan diperiksa.

Baca juga: Kisah Pak Ambo Puluhan Tahun Pelihara Seekor Buaya, Dianggap Anak dan Diberi Nama Riska

Suster Modesta lalu melaporkan penemuan bayi ini ke Polres Kupang Kota. Mereka pun memutuskan merawat bayi yang diperkirakan berusia tiga hari itu secara sukarela.

"Kami sudah terima laporan kasus penelantaran anak sesuai laporan polisi nomor LP/B/633/VI/2020/SPK Polres Kupang Kota tanggal 12 Juni 2020," ujar Hasri.

Polisi sudah memeriksa para saksi terutama para suster dan mencari orang tua bayi tersebut.

"Kita coba cari rekaman CCTV dan surat dalam kardus juga menjadi petunjuk karena ada nama yang diduga orang tua (ibu) dari bayi ini," kata Hasri.

Pelaku penelantaran anak ini akan dijerat Pasal 77 B Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com