Sejak pertama kali diperbolehkannya kerja, ia mengaku harus datang pada pagi buta untuk bisa mendapatkan tiket naik kereta KRL, dan itupun cukup lama menunggu antrean.
Tentu dengan adanya bus ini sangat membantu, lanjut dia, supaya tidak lagi mengantre dan berdesak-desakan di dalam kereta.
"Salah satunya ya karena penuh juga di sana (kereta) kalau berdiri enggak bisa jaga jarak, desak-desakan dan enggak leluasa. Jadi di sini (dalam bus) lebih santai aja gtu dan tetap bisa jaga jarak," kata dia ketika berbincang dengan Kompas.com sebelum bus gratis itu berangkat.
Perempuan berusia 29 tahun ini juga mengatakan bahwa segala kesan dan pengalaman dalam sehari ini belum lagi terbayangkan.
Sebab, bus akan berhenti di Stasiun Sudirman sehingga mau tak mau dirinya harus melanjutkan perjalanan menggunakan MRT agar sampai di tujuan yakni di wilayah Semanggi.
Menurutnya, hal ini unik karena biasanya bus berangkat dari terminal, tapi hari ini berangkat dari stasiun.
Baca juga: Mulai 8 Juni, Anak di Bawah 5 Tahun Dilarang Naik KRL
Setidak-tidaknya bisa dimengerti karena pandemi ini lah yang membuat tatanan hidup jadi berubah.
"Enggak tahu bakal sampainya kapan? tapi kalau soal waktu mungkin masih cepetan kereta sih tapi kalau ini lancar ya Alhamdulillah bisa cepet di kantor, yang penting mah enggak desak-desakan bahaya corona," ujarnya.
Perempuan yang bekerja sebagai admin di perusahaan swasta ini menyarankan agar pemerintah bisa menambah jumlah rangkain gerbong kereta untuk persiapan arus balik dari Jakarta ke Bogor.
"Mungkin diperbanyak kali ya armada keretanya bagi yang pulang kerja dijam sibuk itu (Pulang sore), rangkaian keretanya gtu ditambah," ucap perempuan asal Bojonggede ini.
"Saya sendiri sih cari kereta yang lebih kosong karena pasti di belakangnya penuh jadi cuman rangkaiannya saja diperpanjang, itu aja sih buat pemerintah," imbuh dia.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Kabupaten Bogor Melonjak, Zona Hijau Tinggal 2 Kecamatan