KOMPAS.com - Pemerintah gencar melakukan rapid test, salah satunya sebagai upaya penelusuran usai ditemukannya kasus Covid-19.
Tracing hingga rapid test dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Namun, rupanya belum semua warga menyadari pentingnya rapid test. Banyak warga merasa ketakutan, menangis, hingga mengungsi ke pulau lain.
Kompas.com merangkum sederet kisah ketakutan warga menghadapi rapid test:
Baca juga: Kasus-kasus Pasien Positif Corona Tanpa Gejala di Sejumlah Daerah, Ada yang Hanya Merasa Kehausan
Awalnya, petugas medis Puskesmas Malawei hendak memeriksa 55 warga di Kota Sorong, Papua Barat.
Mereka hendak diperiksa karena sempat berkontak dengan pasien positif dari klaster Ijtima Ulama Gowa.
Namun, ketika petugas datang, Rabu (27/5/2020), hanya 24 orang yang bersedia dites.
Sedangkan sisanya mengungsi ke pulau lain lantaran takut menjalani rapid test.
"Ada sebagian warga yang sudah meninggalkan rumah mereka, pergi ke salah satu pulau untuk menghindar dari petugas medis agar tidak mengikuti rapid test," kata Kepala Puskesmas Malawei Alviana Martaudang.
Petugas menyesalkan tindakan mereka yang menghindari rapid test. Padahal, langkah ini dilakukan demi kebaikan bersama.
Baca juga: Sederet Potret Kemiskinan di Tengah Pandemi, Tak Makan 2 Hari, Jual HP Rp 10.000, dan Nekat Mencuri