Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Tagihan Rp 6,7 Juta Pasien Isolasi Covid-19 di Bengkulu, Utang Tetangga dan RS Mengakui Keliru

Kompas.com - 14/06/2020, 14:34 WIB
Rachmawati

Penulis

KOMPAS.com - HS seorang ibu rumah tangga di Bengkulu pasien isolasi Covid-19 kaget saat ditagih Rp 6,7 juta oleh pihak RSUD M Yunus.

HS diisolasi selam lima hari di rumah sakit tersebut setelah hasil rapid test dinyatakan reaktif saat ia memeriksakan diri ke rumah sakit karena penyakit bawaab. Namun ia diperbolehkan pulang setelah hasil swab dinyatakan negatif.

Efran anak pasien HS mengaku terkejut saat ia harus membayar biaya Rp 6,7 juta untuk biaya sang ibu selama diisolasi di rumah sakit.

Baca juga: Pasien Ruang Isolasi Covid-19 di Bengkulu Kaget Ditagih Rp 6,7 Juta

Selain itu keluarga juga bingung karena sang ibu diisolasi bersama pasien lain yang diduga terpapar Covid-19 namun masih harus membayar biaya rumah sakit.

Pihak keluarga pun mencari pinjaman dan menunjukkan surat keterangan miskin agar bisa membayar tagihan. Lalu Ervan mendapatkan keringanan. Ia diminta membayar biaya sebesar Rp 4 juta. 

Baca juga: Pasien Ruang Isolasi Ditagih Rp 6,7 Juta, Dinkes Minta Klarifikasi RSUD M Yunus

Biaya ditanggung oleh negara

Ilustrasi rumah sakitSHUTTERSTOCK Ilustrasi rumah sakit
Menanggapi kasus tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Herwan Antoni mengatakan jika semua biaya pasien yang dirawat di ruang isolasi sudah ditanggung oleh negara melalui Kementerian Kesehatan.

"Kalau pasien PDP dan diisolasi itu dibayar negara, dalam hal ini melalui Kemenkes namun saya akan coba tanyakan ke pihak rumah sakit untuk melakukan klarifikasi soal ini," ujar Herwan Antoni melalui telepon ke Kompas.com, Sabtu (13/6/2020).

Sementara itu Direktur RSUD M Yunus Zulkimaulub Ritonga mengatakan ada kesalahan komunikasi antara pegawai ruangan dengan pihak administrasi rumah sakit.

Baca juga: Bengkulu Temukan Kasus 3 Positif Virus Corona Setelah Hampir 2 Pekan Nihil

Ia mengatakan petugas mengira HS dari rungan lain dan bukan pasien dari rungan Fatmawati yang digunakan untuk ruang isolasi Covid-19.

Ia memastikan jika pasien yang dirawat di ruangan Fatmawati pembiayaannya ditanggung negara.

"Setelah saya cek ternyata ada kekeliruan pihak admin rumah sakit yang mengira pasien berasal dari ruangan lain," ujar Zulki, kepada wartawan, Sabtu (13/6/2020).

Zulki mengatakan telah meminta stafnya mendatangi rumah pasien untuk meminta maaf dan mengembalikan sejumlah uang yang telah dibayar ke rumah sakit.

Baca juga: Wali Kota Bengkulu: SD Negeri Bebas dari Uang Komite Selama Covid-19

"Hari ini, pihak rumah sakit telah saya minta mendatangi rumah pasien untuk mengembalikan uang tersebut," kata Zulki.

Sementara itu, Efran, anak kandung pasien bersyukur pihak rumah sakit mengembalikan uang, karena uang itu didapat dari pinjaman ke tetangganya.

"Saya merasa syukur uang dikembalikan, karena uang itu hasil pinjam dengan tetangga," ujar Efran.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Firmansyah | Editor: Aprillia Ika, Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com