Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Dengar Teriakan dan Tangisan di Rumah Terapi Autis, Warga Setempat Keberatan

Kompas.com - 13/06/2020, 10:50 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Warga Perumahan Gresik Kota Baru, Desa Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Gresik memprotes keberadaan tempat terapi anak berkebutuhan khusus benama Autisme Terapi Amanah.

Pasalnya warga mengaku seringkali mendengar suara teriakan pengasuh maupun tangisan anak didik di tempat tersebut.

Warga diresahkan dengan metode yang digunakan di rumah terapi itu.

Baca juga: Pelaku Pelemparan Batu di Mal Pluit Village Diduga Autis

Teriakan dan tangisan

Ilustrasi anakShutterstock Ilustrasi anak
Salah seorang warga setempat Suparti mempertanyakan metode apa yang diterapkan para pengasuh.

Ia dan warga lainnya kerap mendengar pengasuh berteriak, tak jarang disusul suara tangisan anak.

"Seperti suara teriakan dari pengasuh yang membuat warga bertanya apa (metode) cara mengajarnya seperti itu, belum lagi adanya suara tangisan dari anak didiknya," kata Suparti.

Hal itu memicu rasa kasihan warga.

"Sebenarnya warga di sini tidak mempermasalahkan anak didiknya, tapi metode yang dilakukan itu yang membuat warga tak tega, kasihan," tutur dia.

Meski telah ditanya oleh warga, kata Suparti, pengelola tak pernah memberitahukan metode mereka.

Baca juga: Warga Protes Keberadaan Rumah Terapi Autisme di Gresik, Ini Alasannya

Djoko Sulistyono, ketua RT 05/RW 03 Jalan Karimun Desa Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Gresik.KOMPAS.COM/HAMZAH ARFAH Djoko Sulistyono, ketua RT 05/RW 03 Jalan Karimun Desa Yosowilangun, Kecamatan Manyar, Gresik.

Tak ada izin

Di sisi lain, rupanya tempat terapi itu disebut belum pernah memberikan izin pada pengurus RT setempat.

Menurut Ketua RT Djoko Sulistyono, praktik rumah terapi itu berlangsung sejak enam tahun lalu.

Namun memang, pengurusnya dianggap tak komunikatif terhadap warga sekitar.

"Saya juga sempat tanya kepada RT sebelum-sebelumnya, dan mereka juga menjawab tidak pernah menerima izin tersebut. Kalau orang Jawa itu ya unggah-ungguhnya itu lho mas, baru kemarin saat warga ramai (mempermasalahkan) kami diberi tahu," jelasnya.

Warga pun semakin resah lantaran setiap ada orang baru datang tak pernah ada pemberitahuan, padahal saat itu PSBB tengah diterapkan.

Baca juga: Mobilnya Jatuh ke Jurang, Perempuan Ini Malah Temukan Mayat yang Hilang Sejak 2 Bulan Lalu

Penjelasan pengurus

Pengurus rumah terapi Siti Aminah tak berkomentar banyak mengenai protes warga. Ia mengaku salah dan berkemas untuk pindah.

Terkait cara terapi, ia mengatakan menggunakan berbagai metode.

"Untuk metode kami memakai beberapa metode, menyesuaikan dengan kebutuhan anak, karena masing-masing anak beda kasus. Ada ABA (Lovas), Floor Time, Glendoman dan beberapa metode lain disesuaikan kondisi anak," ujar Aminah saat dikonfirmasi terpisah.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Gresik, Hamzah Arfah | Editor : Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com