Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Telur Infertil, Peternak Unggas di Blitar Surati Jokowi

Kompas.com - 13/06/2020, 08:27 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com- Beberapa waktu lalu, harga telur di pasaran jatuh hingga dianggap mulai merugikan peternak.

Ketua Koperasi Peternak Unggas Sejahtera (Koperasi Putera) Blitar Sukarman menyebut, jatuhnya harga telur itu terjadi karena dua faktor.

Pertama karena masa pandemi Covid-19 yang menyebabkan terbatasnya distribusi telur ke berbagai daerah penyerap, lalu yang kedua karena peredaran telur bibit dan telur infertil.

"Jadi sudah jatuh ketimpa tangga pula," ujar Sukarman mengibaratkan situasi yang menimpa para peternak waktu itu, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (12/6/2020).

Baca juga: Sedang Ramai Telur Infertil, Puluhan Ribu Butir Telur Ditolak Masuk Bangka

Turunnya harga telur karena masa pandemi wabah ini adalah sesuatu hal yang bisa dimaklumi. Sebab memang karena keadaan.

Namun, untuk jatuhnya harga karena peredaran telur infertil, Sukarman dan para peternak lainnya tidak mendiamkannya.

Mereka melawan sekuat tenaga karena telur infertil mengganggu stabilitas harga juga selayaknya tidak boleh diperdagangkan untuk keperluan konsumsi.

Sukarman mengungkapkan, peredaran telur infertil juga telur bibit untuk konsumsi di pasar itu mulai terjadi pada bulan Maret-April yang lalu. Itu menyusul turunnya harga daging ayam.

"Saat itu harga ayam potong jatuh jauh dari harga HPP sekitar Rp 8.000," ungkapnya.

Baca juga: Cara Mudah Membedakan Ciri Telur Infertil yang Bahaya Dikonsumsi

Dia menduga, akibat penurunan itu perusahaan pembibitan ayam DOC (day old chick) mengurangi kapasitas produksinya.

Dugaannya itu diperkuat dengan adanya informasi yang diperolehnya, ada penurunan tajam produksi DOC di Jawa Timur.

Pada Maret ada 27 juta ekor DOC yang tersalurkan keluar Jawa Timur, tapi tinggal 6 juta ekor pada April.

Dari situ Sukarman menduga banyak telur yang tidak jadi ditetaskan lalu dijual ke pasar konsumsi.

 

Karena jumlahnya yang cukup banyak itu menyebabkan banjirnya stok telur di masyarakat.

Sukarman menambahkan, harga telur infertil di pasaran cukup murah.

Saat itu per kilogramnya dibanderol Rp 11.000. Kontan saja harga ini menyeret turunnya harga telur layer, yang saat itu sudah cukup murah kisaran Rp 16.000, dipaksa sama dengan harga telur infertil.

"Dampaknya, telur layer jatuh, sampai Rp 11.000," kata Sukarman.

Baca juga: 4 Kuintal Telur Infertil di Pasar Tasikmalaya Diduga dari Lampung

Kondisi tersebut semakin membuat peternak rakyat semakin terpuruk. Mereka mulai melakukan perlawanan atas apa yang mereka alami.

Sukarman menceritakan, koperasi yang dipimpinnya bersama dengan paguyuban peternak unggas di Blitar mengambil sikap. Orientasinya penyelamatan peternak rakyat.

Pertama, untuk menghindari kerugian semakin besar apalagi gulung tikar, mereka mengusulkan kepada pemerintah pusat agar komoditas telur masuk dalam item bantuan sosial Covid-19.

Usulan itu mereka sampaikan melalui surat pada 30 April 2020 ke empat kementerian, yakni Kementerian Sosial, Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Pertanian, serta Kementerian Keuangan.

Pada waktu yang bersamaan, di lini pengamanan pasar, mereka mengadukan masalah telur infertil itu ke Satgas Pangan Polri.

Mereka bersurat meminta Satgas Pangan melakukan penindakan.

Baca juga: INFOGRAFIK: Telur Infertil dan Ciri-cirinya

Dasar aduan itu mengacu pada Surat Edaran Dirjen PKH Kementerian Pertanian Nomor 2804/PK.420/F/04/2017 perihal pelarangan peredaran telur bertunas (HE) dan telur infertil ke pasar tradisional serta larangan memperdagangkan telur infertil untuk konsumsi dalam Permentan Nomor 32 Tahun 2017.

"Hingga seminggu setelah surat itu tidak ada respons dari Satgas Pangan," kata Sukarman.

Tidak adanya respons itu membuat mereka mengadu ke jenjang yang lebih tinggi.

Apalagi keberadaan telur infertil masih cukup masif dan harga telur layer saat itu masih di kisaran Rp 13.000.

"Saya memberanikan diri mengirim surat ke Pak Presiden," lanjut Sukarman.

 

Petugas saat mendata telur tanpa dokumen di Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang.KOMPAS.com/HERU DAHNUR Petugas saat mendata telur tanpa dokumen di Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang.
Surat kepada Presiden bertanggal 13 Mei 2020 itu pada intinya memohon ada penindakan tegas peredaran telur infertil untuk melindungi peternak rakyat.

"Sehari setelah kirim surat, banyak penjual telur infertil yang ditangkapi. Di Jawa Tengah, di Bogor banyak yang ditangkapi," kata Sukarman.

Sukarman menambahkan, hanya berselang tiga sampai empat hari setelah surat itu, harga jual telur layer meningkat pesat.

Dari awalnya kisaran Rp 13.000 terus merangkak naik hingga Rp 19.000 sampai Rp 19.500 per kilogramnya.

Kini, para peternak ayam petelur di Blitar, Jawa Timur, bisa bernafas lega menyusul harga jual telur layer di pasaran yang mulai normal kembali.

Baca juga: Apa Itu Telur Infertil?

Sukarman yang memimpin koperasi dengan anggota sejumlah 420 peternak mengatakan, harga telur layer di tingkat peternak per Jumat (12/6/2020) mencapai Rp 20.300 sampai Rp 20.500 tiap kilogramnya.

Menurutnya itu sesuai dengan harga pokok produksi yang ditetapkan oleh pemerintah.

"Sekarang (harganya) normal. Sesuai HPP Permendag, yaitu batas bawah Rp.19.000 dan batas atas Rp 21.000," ujar Sukarman.

Harga jual tersebut cukup bagus dibanding dengan harga beberapa waktu sebelumnya.

Sebab, harga telur sempat jatuh lumayan parah hingga menyentuh Rp 11.000 tiap kilogramnya. Padahal untuk bisa merasakan untung, minimal harga jualnya adalah Rp 19.000.

Kondisi itu memaksa peternak memutar otak untuk mempertahankan usahanya.

Ada peternak yang coba menurunkan populasi ayamnya, menambah hutang bank, tapi tidak sedikit yang tetap gulung tikar akibat merugi besar.

Baca juga: Antara Telur Kulit Putih dan Coklat, Mana yang Lebih Bergizi?

Aris Wahyudi, salah seorang peternak ayam petelur di Blitar memilih menurunkan populasi untuk menekan angka kerugian.

Dari biasanya 15 ribu ekor ayam, kini hanya sekitar 9 ribu ekor ayam saja.

Strategi itu dijalankannya sekuat tenaga mengingat banyak peternak lain yang harus setop usaha.

Dia mempertimbangkan akan menambah kembali populasi jika harga telur terus membaik.

"Mudah-mudahan tidak ada telur infertil lagi," kata Aris melalui perpesanan instan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com