Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak-anak dan Covid-19, serta Pelajaran Berharga dari Kematian Bayi 9 Bulan (1)

Kompas.com - 12/06/2020, 06:12 WIB
Fitri Rachmawati,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS. com - Duka menyelimuti Iansyah (45) dan Erni (42).

Pasangan suami istri asal Lingkungan Karang Rundun, Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram, NTB ini baru saja kehilangan Fahri Hamzah, bayi mereka berumur 9 bulan pada 23 Mei lalu.

Fahri meninggal karena Covid-19.

"Saya masih melihatnya melintas di sini (beranda rumah) menggunakan kereta bayinya, Dia sehat, gemuk, dan menggemaskan. Saya bahkan tidak kuat lama-lama mengendongnya. Fahri kini sudah pergi, kami tidak bisa melihatnya lagi," Kata Erni (42), ibunda Fahri saat ditemui Kompas.com di kediamannya, Selasa (9/5/2020).

Baca juga: Diundang Risma ke Surabaya, Ari Lasso Minta Rujak Cingur Paling Enak

Iansyah dan Erni tak bisa melupakan putra bungsu mereka. Terutama Erni yang masih belum percaya bahwa bayinya telah pergi selamanya.

"Anak saya itu sehat, dia juga lincah, selalu bergerak dan cerita. Di sini dia selalu bermain dengan keretanya," ujar Erni terduduk di beranda rumah.

Baca juga: Viral, Video Pasien Covid-19 Minta Tolong, Terpaksa Makan Mi Mentah dan Kekurangan Air

Sebelum diketahui terjangkit Covid-19, Fahri diserang diare hebat selama dua hari.

Iansyah dan Erni kemudian membawa bayi mereka ke rumah sakit swasta di Kota Mataram,

Namun, takdir berkata lain. Fahri menghembuskan napas terakhir pada malam Lebaran, saat usianya genap 9 bulan.

Belum kering air mata keduanya, bayi mereka harus dimakamkan sesuai protokol Covid-19.

Erni dan suaminya sempat heran karena awalnya mengira Fahri meninggal karena diare.

Namun, setelah empat hati kepergian Fahri, dokter memberitahu bahwa dari hasil pemeriksaan, bayi mereka terjangkit virus corona. 

"Kami juga tidak tahu kalau anak kami positif Covid-19, tidak ada pemberitahuan dari rumah sakit. Kami tahu dari sanak saudara yang membaca di media sosial. Empat hari setelah Fahri dimakamkan, baru kami ditelepon rumah sakit rujukan Covid di Kota Mataram bahwa anak kami positif Covid-19," kata Iansyah.

Pasangan ini juga menunjukkan sejumlah foto Fahri yang masih tersimpan di ponsel.

Erni menceritakan detail satu persatu kapan foto itu diambil dan cerita di baliknya, termasuk video lucu Fahri dua hari sebelum pergi.

 

Dalam video berdurasi 44 detik itu, Fahri tengah bermain bersama sang kakak.

Tubuhnya berisi, sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia sakit. Sang kakak terlihat gemas bercanda dengan Fahri.

 

Belajar dari Fahri

Iansyah menduga Fahri terpapar corona dari uang yang diterimanya saat melakukan transaksi dengan pelanggan dan pembeli burung.

Iansyah merupakan distributor burung di Mataram.

"Saya curiga virus itu dari uang-uang yang saya pegang, kemudian saya lalai mencuci tangan dan mengendong anak saya. Saat itu mungkin anak saya terpapar corona, itu salah saya," katanya.

Iansyah mengingatkan para orangtua untuk tidak meremehkan mencuci tangan sebelum menyentuh anak mereka, keluarga, atau siapapun.

Bagi Iansyah dan Erni, kematian putra bungsu mereka merupakan pelajaran berharga betapa menjaga kebersihan dan mengikuti protokol Covid-19 itu sangat penting demi keluarga tercinta.

"Jangan sampai ada yang mengalami musibah seperti kami, cukup kami. Kami ingin mengingatkan bahwa cukup Fahri Hamzah, anak kami yang pergi karena Covid-19, tapi jangan anak-anak lainnya," kata Iansyah.

Ingin bongkar kuburan, buka plastik

Yang paling disedihkan pasangan suami istri ini adalah pihak RSUD Kota Mataram yang baru menghubungi mereka empat hari setelah kepergian Fahri.

Mereka bahkan telah mengetahui fakta itu lebih dulu dari media sosial melalui rilis yang disebarkan tim Satgas Covid-19 NTB.

Fahri dimakamkan dengan protokol kesehatan, jenazah bayi itu dibungkus plastik. Hal itu mengiris hati Iansyah.

 

"Saya bahkan berniat akan membongkar makam anaknya dan membuka plastik yang melapisi jasad anak saya setelah petugas meninggalkan makam, tapi urung saya lakukan. Itu akan berdampak buruk nanti, saya hanya menahan perasaan saya," kata Iansyah.

Iansyah berpikir plastik yang menyelimuti jenazah anaknya akan sulit terurai hingga ratusan tahun.

Gangguan pencernaan gejala Covid-19

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) NTB Nurhandini Eka Dewi mengatakan, anak-anak yang mengalami diare dan dibawa ke rumah sakit dalam kondisi parah, akan masuk dalam penanganan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Perlakuan yang diberikan sesuai protokol Covid-19.

"Apa yang dialami Fahri kami juga evaluasi. Fahri mengalami diare yang cukup berat, sempat dibawa ke Rumah Sakit Harapan Keluarga (HAKA), tapi dibawa pulang lagi. Saat itulah kondisinya makin memburuk dan sempat tak sadarkan diri. Dibawa lagi ke rumah sakit, tapi sudah tak tertolong," kata Eka.

Saat anak diare, imunitasnya memburuk. Saat itulah virus menyerang dan membuat kondisi Fahri semakin memburuk dan menyebabkan kematian.

Namun, banyak masyarakat yang tidak tahu bahwa salah satu gejala klinis dari Covid-19 adalah gangguan saluran pencernaan.

Gejala Covid-19 saat ini tidak hanya batuk dan pilek (flu).

"Dari awal sejak mewabah di Wuhan telah diingatkan hati-hati bagi yang batuk pilek dan gangguan saluran pencernaan. Jadi gejala gangguan saluran pencernaan itu adalah monivestasi Covid dan itu telah dinyatakan sejak kasus di Wuhan, tetapi tidak populer di mata awam," ujar Eka.

Orangtua diingatkan bahwa anak-anak adalah kelompok rentan tertular penyakit apapun termasuk corona. Ini karena imunitas mereka yang belum sempurna.

Eka kecewa banyak orangtua yang mengabaikan hak anak untuk mendapatkan perlindungan kesehatan.

 

Salah satunya dengan membawa anak termasuk bayi dan balita keluar rumah tanpa menggunakan masker.

Kematian Fahri Hamzah menurutnya adalah pelajaran berharga bagi semua pihak, terutama para orangtua agar tidak lengah dan abai menjaga anak-anak mereka dari ancaman Covid-19.

Di masa pandemi, Eka yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan NTB, berharap anak-anak tetap berada di rumah, belajar, dan bermain di rumah, agar tak terpapar Covid-19 atau ancaman virus lainnya.

Hingga Kamis (11/5/2020), jumlah kasus positif Covid-19 yang menyerang anak dan balita mencapai 104 kasus atau 14 persen dari 891 kasus positif Covid-19 di NTB.

Ada 32 orang dilaporkan meninggal dunia, di mana tiga di antaranya bayi berusia di bawah satu tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com