Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Pengusiran Rombongan Tenaga Medis oleh Pedagang Pasar Cileungsi, Bermula Rapid Test Massal

Kompas.com - 12/06/2020, 06:06 WIB
Pythag Kurniati

Editor

Tudingan data tak akurat hingga pedagang merugi

Staf Humas dan Keamanan Pasar Rakyat Cileungsi Ujang Rasmadi mengemukakan, pedagang memag bereaksi menolak kembali rapid test massal yang menyasar mereka.

Penyebabnya, hasil rapid test sebelumnya dinilai rancu.

"Ini sudah yang ketiga kali dan akhirnya terjadi penolakan karena penjelasannya rancu, ditambah data hasilnya tidak akurat," kata Ujang.

Pemkab Bogor dan Gugus Tugas, lanjut Ujang, tak pernah menginformasikan hasil rapid test dan swab dari 57 orang di lingkungan Pasar Cileungsi.

Kerancuan data tersebut dinilai menimbulkan keresahan hingga membuat pedagang merugi lantaran sepi pembeli.

Menurut Ujang, jumlah kerugiannya bisa mencapai ratusan juta.

"Makanya saya bilang beri lah data yang akurat, sehingga pasar kami ini jangan dipermainkan terus, anjlok pedagang kami, jatuh nama baiknya, itu yang menjadi amarahnya pedagang kemarin," kata Ujang.

Baca juga: Pasien Corona dari Klaster Pasar Cileungsi Bogor Bertambah

Rasa kepedulian pemkab melalui rapid test

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor melakukan test massal Covid-19 usai dilakukan sterilisasi di Pasar Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (1/6/2020)Dokumentasi Pemkab Bogor Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor melakukan test massal Covid-19 usai dilakukan sterilisasi di Pasar Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (1/6/2020)
Sementara, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor Syarifah Sofiah menjelaskan, rapid test sebagai bentuk kepedulian Pemkab Bogor terhadap keberlanjutan Pasar Cileungsi.

"Informasikan pula bahwa rapid test dan swab PCR itu biayanya sangat mahal," ungkap dia.

Namun oleh petugas rapid test dinilai sebagai sesuatu yang mengancam perekonomian mereka.

Pedagang takut rugi lantaran pembeli berkurang.

Ia menduga penolakan terjadi karena kesalahpahaman mengenai tujuan uji tes Covid-19.

Oleh sebab itu, kepala unit pasar diminta bisa menjadi mediator antara pemerintah dan pedagang.

"Sosialisasikan, jelaskan dan komunikasikan agar pasar menyusun dan menerapkan SOP protokol kesehatan yang ketat. kita tidak mengharapkan terjadinya second wave di sana dan ini yang memaksa pemerintah akan mengambil langkah penutupan paksa Pasar Cileungsi," kata dia.

Baca juga: Video Viral Pedagang Pasar Cileungsi Usir Tenaga Medis, Ini Penjelasan Gugus Tugas

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com