Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang "Ambyar" di Makam Didi Kempot

Kompas.com - 12/06/2020, 06:04 WIB
Sukoco,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com - Hampir 40 hari, sang maestro campursari Didik Prasetyo alias Didi Kempot meninggal. Namun, masih banyak penggemar yang biasa disebut sobat ambyar, mengunjungi dan meluapkan kesedihan di makam idolanya itu.

Komalasari misalnya, salah satu sobat ambyar asal Walikukun, Kecamatan Widodaren, Ngawi, yang menangis di makam Didi Kempot.

Komalasari terlihat memegang nisan sang idola sembari berdoa. Ia mengaku sedih karena tak bisa mengantar jenazah ke perisitirahatan terakhir.

"Waktu di rumah sakit sudah mau takziah ke sana, tapi karena saya sakit, enggak jadi. Baru kali ini bisa ziarah," kata Komalasri di Desa Majasem, Ngawi, Jawa Timur, Kamis (11/6/2020).

Tak berapa lama, seorang bocah terlihat khusyuk berdoa di depan makam Didi Kempot. Bocah berusia empat tahun itu bernama Arzen.

Baca juga: Obituari Didi Kempot: Tentang Rasa Perih

Ia datang dari Madiun bersama neneknya, Endang, untuk mengunjungi makam sang idola. Meski baru berusia empat tahun, Arzen sering menangis jika mendengar lagu Didi Kempot.

Endang mengaku sengaja berziarah karena diajak sang cucu.

"Yang ngajak cucu saya ini, memang senang lagu Didi Kempot yang (judulnya) cendol dawet, dari tadi saya nyari di Google (Maps) buat ke sini," kata Endang.

Lain lagi dengan Indarti, sobat ambyar asal Sragen yang mengaku sangat kehilangan dengan kepergian Didi Kempot.

Indarti datang bersama tujuh saudaranya. Mereka semua merupakan sobat ambyar.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com