Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Balik Video Pasien Covid-19 Makan Mi Mentah dan Kekurangan Air, Jumlah Pasien Karantina Melonjak 50 Orang

Kompas.com - 11/06/2020, 15:36 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Dua video yang merekam pasien Covid-19 mengeluhkan fasilitas karantina viral di media sosial.

Dalam video yang berdurasi 21 detik dan 31 detik tersebut, pasien Covid-19 mengeluhkan kekurangan air bersih di tempat karantina.

"Tolong, gak ono banyune (tidak ada airnya). Gak iso cewok (tidak bisa bersih-bersih), gak iso umbah-umbah (tidak bisa mencuci), gak iso mandi (tidak bisa mandi). Tolong, tolong diperhatikan," demikian disampaikan salah satu pasien dalam rekaman itu.

Mereka juga mengatakan tidak ada fasilitas memasak sehingga mereka harus makan mi instan mentah.

"Tolong, beginilah nasib orang kecil. Mau masak Supermie (mi instan) tidak ada kompor. Tolong, ini makan mi mentah," kata sosok perempuan dalam video.

Baca juga: Viral, Video Pasien Covid-19 Minta Tolong, Terpaksa Makan Mi Mentah dan Kekurangan Air

Jumlah pasien dikarantina bertambah hingga 50 orang

IlustrasiShutterstock Ilustrasi
Video tersebut diambil di gedung STIKES Pemkab Jombang, Jawa Timur, yang digunakan untuk tempat karantina pasien positif Covid-19 sejak dua pekan terakhir.

Menurut Koordinator Penanganan Covid-19 Kabupaten Jombang Pudji Umbaran, saat awal tempat itu digunakan karantina, tidak ada masalah air karena hanya belasan pasien yang tinggal di gedung tersebut.

Namun, jumlah pasien terus bertambah hingga lebih dari 50 pasien. Hal tersebut menyebabkan para pasien yang tinggal di gedung tersebut kekurangan air.

Baca juga: Keluhkan Sesak Napas, Warga Australia Meninggal di Kamar Kosnya

Setelah mengetahui video tersebut, Pudji mengatakan, pihaknya telah melakukan pengeboran untuk memenuhi kebutuhan air besih di gedung tersebut.

"Awalnya kan hanya belasan pasien, kemudian bertambah hingga sekitar 50 orang. Tetapi Insya Allah sekarang sudah tercukupi. Hari Senin sudah kami lakukan pengeboran untuk memenuhi kebutuhan air di sana," ungkap Pudji, Rabu (10/6/2020).

Sementara itu, terkait pasien yang mengeluh harus makan mi instan mentah karena tidak ada alat masak, Pudjo mengatakan, pihaknya sengaja tidak menyiapkan alat masak untuk menghindari api di lokasi karantina.

Baca juga: Bupati Landak Kalbar Keluhkan Lamanya Hasil Swab Test Covid-19

Menurut Pudjo, pihaknya telah menyiapkan makanan siap saji untuk pasien sebanyak tiga kali sehari. Selain itu, pasien juga mendapatkan supleman makanan.

"Permintaan kami memang jangan ada api di lokasi isolasi. Adapun untuk kebutuhan makan, kami berikan tiga kali. Selain itu, ada suplemen makanan yang kami berikan," kata Pudji.

Ia juga memastikan bahwa para pasien yang tinggal dikarantina diawasi rutin oleh petugas medis dari RSUD Jombang.

Hingga Kamis (11/6/2020), ada 94 kasus Covid-19 di Jombang. Sebanyak 74 pasien masih menjalani perawatan dan 15 pasien dinyatakan sembuh. Sementara pasien yang meninggal sebanyak 5 orang.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Moh. Syafií | Editor: David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com