Pada bulan Mei, tagihan itu naik 20 kali lipat. Teguh harus membayar Rp 20.158.686.
"Logikanya tidak mungkin bisa tagihan listrik segitu. Apa yang saya gunakan?" tutur dia.
Ia merasa, sejak pandemi, jarang menggunakan alat di bengkelnya.
Rupanya penyebab tagihannya naik adalah kebocoran daya reaktif (kVarh).
Kebocoran ini bersumber dari alat berupa kapasitor yang rusak dan tak berfungsi.
Teguh menyayangkan pihak PLN tak menyosialisasikan alat kapasitor itu ketika mengganti meteran listrik.
"Harusnya disurvei dulu ya. Kalau kapasitor saya rusak dan meteran digital sensitif. Karena namanya orang jualan harus memberikan pelayanan. Mereka asal main ganti,” ujar Teguh.
Baca juga: Pemilik Bengkel Kaget Lihat Tagihan Listrik sampai Rp 20 Juta, Melonjak 20 Kali Lipat
Saat diganti ke digital, rupanya kapasitor di bengkel itu rusak dan tak berfungsi.
Alat kapasitor, kata dia, merupakan bagian dari tanggung jawab pelanggan.
Kerusakan kapasitor itulah yang membuat tagihan membengkak.
"Pada intinya dari sisi peralatan PLN tidak ada yang bermasalah, tapi dari sisi pelanggan ada perawatan namanya kapasitor sudah tidak berfungsi dengan baik,” ujar Eryan.
Baca juga: Terjawab, Penyebab Tagihan Listrik Pemilik Bengkel Melonjak 20 Kali Lipat
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.