Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gapura di Gerbang Masuk Samarinda Disebut Mirip Ekor Kurama Naruto, Ini Kata Dinas PU

Kompas.com - 10/06/2020, 20:28 WIB
Zakarias Demon Daton,
Khairina

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – Proyek gapura di gerbang pintu masuk Samarinda dari arah Balikpapan, Kalimantan Timur, mendadak ramai di media sosial, Rabu (10/6/2020).

Pasalnya, simbol dari gapura yang terletak di Jalan HM Rifadin itu disebut mirip ekor Kyubi bernama Kurama dalam film animasi Naruto.

Pantauan Kompas.com ke lokasi proyek tersebut dibangun persis di tengah jalan poros Samarinda - Balikpapan. Ada 4 tiang yang menjadi pilar dari kegiatan itu.

Baca juga: Kapal Penumpang Tabrak Pintu Gerbang Pelabuhan Raha Sultra

Rencananya, masing-masing tiang akan dibikin simbol paruh burung enggang, khas Kalimantan.

Namun, saat ini baru satu tiang yang dibangun yakni dua tiang menyerupai mulut. Kemudian, di bagian atas ada tiang menyerupai tanduk layaknya paru burung enggang.

“Itu ada empat bagian paruh burung enggang. Kalau dari arah Balikpapan, sekitar ratusan meter mungkin tampak berbeda. Seperti kita menyuguhkan kembang atau rangkaian bunga. Hanya saja itu kan masih satu. Jadi benar juga kalau kaya Naruto. Itu pekerjaan belum selesai,” ungkap Kepala Bidang Cipta Karya Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Samarinda, Cecep Herly saat dihubungi Kompas.com, Rabu (10/6/2020).

Cecep mengatakan desain pekerjaan gapura tersebut sudah melalui proses perencanaan dan sudah dipresentasikan hingga ke Wali Kota Samarinda.

“Kami presentasikan ke Wali Kota terkait segi arsitektural. Kemudian, yang diambil masalah simbol. Dalam segi arsitek, konsultan berkarya dalam rangka seni,” terang dia.

Baca juga: Viral, Emak-emak Buka Paksa Gerbang Tempat Wisata Rancabuaya Garut

Gerbang dengan tema dan konsep yang sama dibangun dua titik di Samarinda.

Kedua titik tersebut berada di pintu keluar Samarinda, yakni Sungai Siring dan pintu masuk, HM Rifadin depan Kampus IAIN Samarinda.

“Hanya, simbol paru burung enggang di Sungai Siring, berada di kiri dan kanan. Sementara, di HM Rifadin, dibikin di tengah,” terangnya.

Meski dikritik, Cecep mengatakan pihaknya tetap menerima hal tersebut sebagai bagian dari koreksi terhadap kegiatan mereka.

“Kritikan seperti ekor Kyubi Naruto ya wajar-wajar saja itu hak publik. Kami di pemerintah jadi pembelajaran,” kata dia.

Saat ini kegiatan tersebut tertunda karena pandemi Covid-19, sebagian besar anggaran direalokasi untuk penanganan Covid-19.

Soal nilai proyek, Cecep meminta agar Kompas.com langsung mengonfirmasi ke Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) karena lebih memahami teknis.

“Langsung ke PPTK langsung ya, takut saya keliru sebut angka,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com