Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Kepala SMK di Garut Bawa Pistol Saat Datangi Toserba

Kompas.com - 10/06/2020, 16:08 WIB
Ari Maulana Karang,
Farid Assifa

Tim Redaksi

GARUT, KOMPAS.com – Aparat Polres Garut memanggil Dadang Djohar Arifin, kepala SMKN 1 Garut, yang videonya viral karena membawa senjata api bareta saat berdialog dengan pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Garut.

Dialog itu terkait gedung Toserba yang akan dijadikan Sekretariat Kadin Garut. 

“Senin (8/06/2020) malam kita telah meminta klarifikasi terkait kepemilikan senjata api, yang bersangkutan datang untuk mengklarifikasi video yang viral tersebut,” jelas Pelaksana Harian Plh Kasubag Humas Polres Garut Ipda Muslih Hidayat, Rabu (10/06/2020).

Baca juga: Video Viral Kepala SMK di Garut Bawa Pistol, Buntut Sengketa Lahan Toserba

Dari hasil klarifikasi yang dilakukan, menurut Muslih, Dadang Djohar mengakui telah membawa senjata api saat berdialog dengan pengurus Kadin Kabupaten Garut di depan gedung Toserba.

Senjata tersebut, menurut pengakuan Dadang, memang biasa dibawanya setiap hari dan disimpan di dalam mobil miliknya.

“Senjatanya jenis pistol merk Barreta buatan Italia kaliber 9 mm warna hitam, setiap hari memang dibawanya, disimpan dalam mobil, katanya untuk jaga diri,” jelas Muslih.

Namun, menurut Muslih, senjata api tersebut dimiliki oleh Dadang secara legal karena ada surat ijin resmi dari Mabes Polri dengan buku kepemilikan senjata bernomor SIPSPK/10118-a/VII/2019 tertanggal 31 Juli 2019.

Senjata tersebut didapat Dadang dari hibah warga Kabupaten Karawang dengan surat izin Kapolri bernomor SI/4664/VII/YAAN.2.8/2019 tertanggal 31 Juli 2019.

“Senjatanya didapat dari hibah warga Karawang, direktur D’Crown, surat hibahnya juga ada,” kata Muslih.

Kronologi kejadian

Muslih menjelaskan kronologi kepala SMK membawa senjata api. Awalnya, kepsek Dadang menerima laporan dari wakilnya yang menyebutkan bahwa gedung Toserba sudah dibongkar oleh sekelompok massa.

Dadang yang saat itu tengah berolahraga di sekolah pun langsung ke gedung Toserba yang jaraknya dari sekolah tidak sampai satu kilometer.

“Saat melihat, ternyata gedung sudah dikuasi oleh sejumlah ormas dan pengurus Kadin, kemudian yang bersangkutan menghampiri kerumunan massa tersebut untuk memberi penjelasan,” kata Muslih.

Namun, belum memberi penjelasan, menurut Muslih, Dadang sudah merasa terancam dan terintimidasi dengan massa yang jumlahnya mencapai lebih dari 100 orang.

Karenanya, Dadang pun kembali ke mobil dan membawa senjata api lalu menyimpannya di dalam kantong celana.

“Jadi tidak sampai dikeluarkan atau ditodongkan kepada siapa pun, hanya sebatas untuk menjaga-jaga atau membela diri jika terjadi apa-apa,” kata Muslih.

Baca juga: Pengakuan Kepsek SMK di Garut yang Bawa Senjata Api: Takut Terjadi Apa-apa

Menurut Muslih, rencananya polisi akan kembali melakukan klarifikasi terhadap saksi-saksi lainnya yang saat itu berada di tempat kejadian.

Setelah itu, pihaknya juga akan melakukan gelar perkara masalah tersebut serta membuatkan rekaman video klarifikasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com