Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga Banjarmasin Terjebak Lockdown di Nepal, Pulang ke Indonesia dengan Biaya Sendiri

Kompas.com - 10/06/2020, 08:43 WIB
Andi Muhammad Haswar,
Dony Aprian

Tim Redaksi

BANJARMASIN, KOMPAS.com - Teddy Herianto, warga Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), akhirnya bisa meninggalkan Nepal setelah terjebak lockdown selama tiga bulan.

Teddy berbagi cerita tentang usahanya untuk bisa meninggalkan negara pegunungan itu.

Menurut Teddy, ia berhasil pulang ke Indonesia setelah menumpang pesawat yang di carter oleh beberapa warga negara Eropa menuju Doha Qatar untuk kemudian ke Amsterdam Belanda.

Saat itu, Teddy mengetahui informasi ada pesawat yang ke Doha dari Warga Negara Indonesia (WNI) yang kebetulan bersuamikan orang Eropa.

"Informasi ada pesawat yang Doha itu dari WNI namanya mba Ana. Beliau yang awalnya menyampaikan ke grup jika ada orang Eropa yang mencarter pesawat yang bisa kita tumpangi," ujar Teddy saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon kepada Kompas.com, Selasa (9/6/2020) malam.

Baca juga: Warga Banjarmasin yang Terjebak Lockdown di Nepal Selama 3 Bulan Akhirnya Bisa Pulang

Berbekal uang kiriman keluarganya di Banjarmasin, Teddy bergegas membeli tiket pesawat sebesar Rp 28 juta.

Biaya sebesar itu, kata dia, hanya untuk rute perjalanan Nepal, Doha, dan Amsterdam.

Sementara untuk rute Amsterdam, Singapura dan terakhir Jakarta, Teddy kembali harus merogoh kocek untuk membeli tiket salah satu maskapai.

"Waktunya sangat mepet, dan biayanya cukup mahal, total dari Nepal sampai ke Indonesia sebesar kurang lebih Rp 38 juta rupiah, ini yang membuat banyak WNI yang gagal pulang," katanya.

Baca juga: Ada Satgas Disiplin yang Dipimpin Dandim, Warga Banjarmasin Dianggap Makin Patuh Protokol Kesehatan

Sebelum berangkat, Teddy diwajibkan melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR) di salah satu rumah sakit di Kathmandu.

"Pesawat berangkat ke Doha tanggal 6 Juni 2020, sebelum tanggal itu saya langsung ke rumah sakit untuk PCR sebagai syarat, beruntung hasil PCR saya negatif, jadi bisa berangkat," jelas Teddy.

Teddy mengaku, pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bangladesh hanya pernah membantu dua kali biaya hidup selama di Nepal sebesar 10.000 rupee atau sekitar Rp 1.800.000 dan biaya hotel selama sebulan.

"Pulang ke Indonesia ini biaya sendiri. Saya pernah dibantu selama di Nepal sebanyak dua kali masing-masing 5.000 rupee dan biaya hotel untuk Bulan Juni sebesar 40.000 rupee," ungkapnya.

Teddy sudah berada di Jakarta dan akan berangkat ke Banjarmasin untuk berkumpul bersama keluarganya.

Teddy berharap, pemerintah memperhatikan pemulangan WNI yang masih terjebak di Nepal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com